REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 470 pedagang Pasar Turi lama Kota Surabaya melakukan protes kepada pemkot dan investor karena hingga pembangunan Pasar Turi baru, mereka belum mendapatkan stan.
Penasihat Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Pasar Turi Hendra Cahyono, Kamis, mengatakan, dari 3.780 pedagang Pasar Turi lama, ada 470 pedagang yang belum dapat stan.
"Mereka memang terlambat dengan alasan bermacam-macam, seperti buku stan hilang, ada yang dibankkan, ada yang tidak memiliki uang muka, dan lainnya," katanya.
Menurut dia, pihaknya sudah meminta surat pengantar dari wali kota agar pedagang lama tersebut bisa mendapatkan stan. Namun, surat pengantar tersebut belum mendapat respons dari pihak investor.
"Kami sudah koordinasi dengan investor, tapi ditolak," ujarnya.
Jika hal itu tidak dihiraukan, pihaknya akan terus berjuang. "Kalau dihapus, kami akan jihad," katanya.
Sementara itu, salah satu Direktur PT Gala Mega Investmen (GMI) jo (join operation) Junaidi Torino mengatakan bahwa sudah ada perjanjian antara pedagang dan investor soal pembagian stan.
"Tiga bulan sebelum pengundian stan sudah disosialisasikan," ujarnya.
Bahkan, setelah selesai pengundian, lanjut dia, pihaknya masih menyediakan 80 unit stan. "Sudah diambil 40 stan, sekarang tinggal 40 stan," ujarnya.
Bagi pedagang yang benar-benar tidak punya, lanjut dia, bisa mengajukan melalui wali kota. "Tentunya akan diseleksi lagi," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Kota Surabaya Tri Setijo Puruwito mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapat laporan dari para pedagang.
"Kami akan memanggil investor menanyakan hal itu. Paling tidak ada solusi bagi para pedagang," katanya.