REPUBLIKA.CO.ID, KERINCI -- Bencana longsor terjadi di lokasi pemboran geothermal di Kerinci B-1 WKP Sungai Penuh milik anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Informasi yang diterima hingga saat ini akibat bencana tanah longsor lima orang meninggal di lokasi pengeboran panas bumi tersebut.
Mereka seluruhnya adalah petugas harian di lapangan dari sejumlah kontraktor. Antara lain Yanto berusia 33 tahun (Driver Ambulance/PT RPN), asal Palembang Sumsel, Triyono 55 tahun (Chief Electric/PT PRA) asal Blitar, Jawa Timur, Moh. Nasoka 41 tahun (Ass Crew/PT AD) asal Bojonegoro, Jawa Timur, dan Ahmad Saikhu 40 tahun (Ass. Driller/PT Harco) asal Trenggalek, Jawa Timur dan Miswanto 29 tahun (Roustabot/PT Harco) asal Kepulauan Riau.
Menurut Corporate Secretary PGE Adiatma Sardjito, korban meninggal akan mulai dipulangkan ke daerah asal masing-masing pada hari ini setelah mendapatkan penanganan dari rumah sakit terdekat. "Adapun, korban luka-luka berat dan ringan berjumlah lima orang," kata Adiatma, Ahad (27/1).
Adiatma mengatakan upaya pembersihan tanah longsor sementara waktu dihentikan untuk alasan keamanan. Pasalnya cuaca yang kurang bersahabat, ditandai dengan hujan lebat sejak siang hari.
Seperti diinformasikan sebelumnya, hujan deras sejak pukul 15.00 WIB yang terjadi disekitar lokasi pemboran geothermal di Kerinci B-1 WKP Sungai Penuh PGE telah mengakibatkan terjadinya tanah longsor pada pukul 19.30 WIB Sabtu(26/1).
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan didampingi Direktur Hulu Pertamina Muhammad Husen, Direktur Umum Pertamina Luhur Budi Djatmiko dan Dirut PGE Slamet Riadhy dikabarkan sudah memantau lokasi kejadian.