Senin 28 Jan 2013 16:10 WIB

Caleg Artis Opsi Pragmatis Partai Raih Suara

Rep: M Akbar Wijaya/ Red: Dewi Mardiani
Tantowi Yahya
Tantowi Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah partai politik merekrut caleg artis sebanyak-banyak sesungguhnya respons dari merosotnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik (parpol).

Caleg artis dianggap lebih menjual ketimbang partai itu sendiri. "Partai gelisah dengan tingkat kepercayaan masyarakat yang makin rendah," kata Wakil Sekretaris Jendral Partai Golkar, Tantowi Yahya, kepada wartawan di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/1).

Tantowi mengatakan, artis menjadi jalan pragmatis partai meningkatkan daya elektoral. Maklum, artis memiliki salah satu kriteria penarik massa, yakni popularitas. "Partai mengambil jalan pragmatis bagaimana caranya mengambil kepercayaan masyarakat dengan menempatkan artis sebagai penarik suara," ujar Tantowi.

Caleg berlatar belakang artis sebenarnya tak melulu buruk. Banyak juga artis yang memiliki kualitas dan kapabilitas menjadi wakil rakyat. Sampai di sini, penting bagi partai politik menerapkan rekruitmen yang benar kepada caleg artis agar tak terjebak dalam politik pragmatis. "Dalam situasi politik yang kian kompetitif pilihan merekrut artis bisa menjadi keharusan," katanya.

Tantowi menyatakan partai jangan mengistimewakan caleg artis. Selain tidak baik bagi pendidikan politik masyarakat, hal itu juga tidak menyehatkan kehidupan internal partai. "Caleg artis jangan diistimewakan nanti mengecewakan kader yang lebih lama berjuang," katanya.

Dia menyatakan ada tiga alasan utama mengapa artis mau terjun ke dunia politik. Pertama karena panggilan hati untuk mengabdi. Kedua, sekadar ikut-ikutan. Ketiga, karena ingin mencari lahan pendapatan baru. "Tiga hal ini yang harus dikaji partai politik," ujar Tantowi.

Partai Golkar, kata Tantowi, tidak akan memberi keistimewaan kepada caleg artis. Golkar lebih mengutamakan kader sebagai jualan caleg di Pemilu 2014. Hal ini dilakukan karena kader yang bekerja lebih lama untuk partai cenderung lebih adaptif menangkan persoalan masyarakat. "Kami menjual kader yang sudah bekerja. Misalnya Charles Bonar Sirait," kata Tantowi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement