REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung mengaku tidak khawatir beberapa kadernya pindah partai menjelang Pemilu 2014.
"Tidak masalah, sudah biasa menghadapi seperti itu. Kami punya banyak warga Golkar dan tidak lagi terlalu fokus dengan kepentingan itu," kata Akbar dalam penganugerahan pemimpin muda di Jakarta, Senin (28/1).
Akbar menilai hal tersebut bukan merupakan ancaman bagi internal Partai Golkar. "Tidak masalah dan harus dihadapi, seperti pada Pemilu 2004 kita (akan jadi) pemenang," katanya.
Dia mengaku optimistis partainya akan memenangi Pemilu 2014. "Kita optimistis walaupun orang-orang Golkar pindah ke partai lain, kita masih memiliki optimisme tinggi," katanya.
Dia juga menanggapi positif persaingan Calon Presiden dari Partai NasDem dan Partai Golkar Aburizal Bakrie. Dia mengaku bangga jika kader-kader Partai Golkar sebelumnya disebut-sebut menjadi capres meski sudah berpindah ke partai lain.
"Ketika saya Ketum Golkar, saya kan mengintroduksi (menperkenalkan-red) sistem konvensi yang melahirkan tokoh nasional yang hari ini mereka disebut-sebut sebagai capres," katanya.
Dia menyebutkan Aburizal dari Partai Golkar, Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, Wiranto dari Partai Hanura dan Surya Paloh dari Partai NasDem. "Ini artinya Golkar berhasil melakukan konvensi yang melahirkan tokoh yang menjadi capres," katanya.
Akbar juga mendukung Surya Paloh menjadi Ketua Umum Partai NasDem. "Ya kalau Surya Paloh mengambil keputusan mendirikan parpol, memiliki cita-cita restorasi, itu haknya dia," katanya.
Dia menganggap wajar aktor intelektual diawali dengan ormas. "Kalau ormas tentu susah untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan perubahan atau restorasi. Semuanya gagasan politik merupakan perjuangan politik. Ya wajar kalau ormas jadi parpol," katanya.