Selasa 29 Jan 2013 14:22 WIB

Kementan Tagih Komitmen Produsen Daging

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Petugas memberi makan sapi-sapi lokal yang sedang digemukkan di Rumah Potong Hewan Terpadu Bogor, Jawa Barat, Senin (18/7). Pemerintah akan membentuk konsorsium peternakan sapi untuk memudahkan distribusi jutaan daging sapi lokal sebagai dukungan terhadap
Foto: Antara
Petugas memberi makan sapi-sapi lokal yang sedang digemukkan di Rumah Potong Hewan Terpadu Bogor, Jawa Barat, Senin (18/7). Pemerintah akan membentuk konsorsium peternakan sapi untuk memudahkan distribusi jutaan daging sapi lokal sebagai dukungan terhadap

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah daerah sentra produksi sapi berkomitmen untuk memasok kebutuhan daging ke wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. Kini, komitmen tersebut ditagih oleh Kementerian Pertanian (Kementan).

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro di Jakarta, Selasa (29/1), mengatakan pihaknya segera melakukan finalisasi terkait komitmen daerah untuk memenuhi kebutuhan daging di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat. "Kita segera lakukan finalisasi," ujar Syukur.

Beberapa daerah yang sudah menyampaikan komitmennya adalah Jawa Timur, DIY, Bali, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan. Enam daerah ini telah menyanggupi memasok minimal  210 ribu ekor sapi untuk kebutuhan di DKI Jakarta. Lalu untuk Jawa Barat, daerah siap memasok sebanyak 273.564 ekor sapi. 

Hingga saat ini Kementan belum memutuskan penambahan kuota impor sapi. Namun Menteri Pertanian Suswono pernah menyampaikan bahwa kuota bisa saja ditambah jika memang daerah

tidak bisa memenuhi kebutuhan nasional.

Sementara itu, Kementrian Perdagangan meminta agar evaluasi mengenai pasokan sapi impor dipercepat melihat bulan Ramadhan tahun ini datang lebih awal. Keputusan tambah atau tidaknya

kuota sapi impor diperlukan pengusaha untuk membuat strategi penjualan agar harga daging tidak semakin melambung menjelang Lebaran.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement