REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Berau Coal Energy Tbk Rosan Roeslani menyatakan diri secara resmi telah mundur dari jabatannya. Pengunduran diri ini Rosan lakukan agar perseroan berkode emiten BRAU ini dapat berkonsentrasi pada pertumbuhannya yang eksponensial.
Wacana suksesi kepemimpinan ini sudah sejak lama disiapkan. Kini hal tersebut dinilai sudah waktunya untuk dilakukan. Rosan telah menunjuk Eko Santoso Budianto sebagai penggantinya di kursi Presiden Direktur.
Rosan mengaku pengunduran diri ini ia lakukan agar ia dapat fokus [ada perusahaan investasi miliknya, Recapital. “Bisnis Recapital saat ini sedang mengalami pertumbuhan yang sangat positif di sektor perbankan dan finansial, infrastruktur, serta di sektor properti dan jasa pariwisata," ujar Rosan dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (29/1).
Tingginya pertumbuhan di sektor tersebut membuat Rosan ingin lebih terlibat dalam bidang-bidang itu. Karena itu ia memutuskan untuk mundur dari jabatan yang telah didudukinya selama tiga tahun tersebut.
Proses pergantian dirinya telah direncanakan sejak awal. Ia menilai proses ini merupakan hal yang alamiah. "Pola seperti ini memang selalu diterapkan di grup Recapital, di mana perusahaan yang telah diakusisi perlahan-lahan diserahkan pengelolaannya kepada professional,” papar Rosan.
Eko Santoso Budianto, selain pernah menjabat sebagai CEO pertama PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), juga menjabat sebagai Direktur Operasional PT Berau. Eko yang menjabat selama 3 tahun bertanggung jawab untuk menjamin seluruh aspek kegiatan mulai dari eksplorasi hingga pengiriman batu bara dan pemeliharaan lingkungan serta keselamatan dilakukan secara efisien dan optimal.
Tahun ini perusahaan batu bara ini menargetkan produksi sebanyak 23,5 juta ton dengan target penjualan sebesar 23 juta ton. BRAU mengalami penurunan pendapatan sebesar tujuh persen per September 2012. Hal ini dipicu oleh turunnya harga jual rata-rata perusahaan menjadi 76,7 dolar AS per ton.