Selasa 29 Jan 2013 22:43 WIB

Peminat Umrah Membludak. Ini Buktinya

 Kabah di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi, Selasa (23/10).  (Hassan Ammar/AP)
Kabah di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi, Selasa (23/10). (Hassan Ammar/AP)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ely Murni menyimpan asa besar tahun ini. Ia ingin menyempatkan diri bisa menunaikan ibadah umrah. Waktu yang dipilihnya adalah masa Ramadhan. Ia berharap, dengan menunaikan umrah, akan lebih membuatnya khusyuk dalam beribadah di masa tua.

Rencana tersebut telah dicanangkan jauh hari sebelum pensiun sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Ely sendiri baru pensiun di pengujung tahun silam. ''Rencana ini sudah sejak beberapa tahun lalu. Saya ingin sekali beribadah umrah di 10 hari terakhir Ramadhan. Bahkan, kalau bisa berlebaran di sana juga,'' kata nenek empat orang cucu ini.

Menapakkan diri ke Tanah Suci sebenarnya bukanlah kali pertama buat Ely. Tahun 2004, ia pergi haji bersama suaminya yang telah meninggal dunia tiga tahun lalu. Keinginannya untuk umrah tahun ini, diakuinya, karena adanya panggilan yang terselip di dalam diri. ''Entahlah saya ingin saja untuk pergi ke sana,'' tuturnya.

Panggilan untuk berumrah rupanya juga datang pada diri Syaiful. Karyawan swasta sebuah perusahaan perbankan ini juga sudah merencanakan untuk umrah pada tahun ini. Bahkan, rencana ibadah itu juga diselipkan dengan mengunjungi Turki. ''Saya sudah mengambil paket umrah plus ke Turki. Ini akan menjadi pengalaman pertama saya,'' ujarnya.

Ely dan Syaiful hanyalah sebagian kecil dari anak negeri ini yang sangat merindukan bisa menjejakkan kaki di Tanah Suci. Tahun ini, ditaksir peminat umrah masih cukup tinggi. ''Bahkan, (jumlah peminat umrah) bisa lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 500 ribu orang,'' kata Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Fuad Hasan Masyhur kepada Republika.

Fuad memperkirakan, peningkatan jamaah umrah tahun ini bisa menembus kisaran 20 persen dari jumlah tahun lalu. Peningkatan ini, kata dia, memperlihatkan Indonesia menjadi pangsa pasar yang sangat besar.

Walau minat umrah cukup tinggi, kata Fuaad, saat ini terdapat kendala cukup serius. Kendala itu, sambung Fuad, berupa sulitnya mendapatkan visa dan penerbangan. Visa sulit didapat, karena saat ini di Tanah Suci sedang dilakukan pembenahan Masjidil Haram serta hotel yang berada di sekitarnya.

''Permintaan yang ada sekarang sudah tak lagi seimbang dengan ketersediaan tempat,'' kata Fuad menerangkan.

Soal tingginya peminat umrah dalam dua tahun terakhir ini, Baluki Ahmad dari Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH) menjelaskan, hal tersebut disebabkan sulitnya orang Indonesia untuk bisa menunaikan haji.

''Akibatnya kerinduan untuk pergi ke Tanah Suci itu diwujudkan lewat pergi umrah. Inilah yang membuat meningkatnya jumlah peminat sejak tahun lalu,'' katanya.

Baluki juga mengaku, tren yang terus meningkat ini terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Sebagai gambaran, tahun lalu tercatat 500 ribu jamaah yang menunaikan umrah. Sedangkan 2011 dan 2010 masing-masing tercatat ada sekitar 300 ribu dan 250 ribu.

''Ini bukti yang nyata keinginan orang Indonesia untuk bisa ke Tanah Suci sudah sangat tinggi. Ini membuktikan pula daftar antrean untuk haji yang sudah semakin panjang ternyata membuat orang memilih pergi umrah,'' terangnya.

Baluki menggambarkan peminat umrah di negeri ini sangat luar biasa. Indikator itu terlihat dengan ludesnya seluruh bangku untuk penerbangan pada Februari hingga Maret. Ini berlaku untuk seluruh maskapai, baik yang langsung maupun yang tidak langsung ke Tanah Suci. 

Nilai tukar rupiah

Apakah peningkatan ini berkaitan pula dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika  yang semakin membaik? Fuad dan Baluki tidak melihat faktor tersebut sebagai alasan utama. ''Yang pasti dari nilai yang kita cantumkan itu, biaya untuk maskapai penerbangan memiliki porsi paling besar,'' jelas Baluki.

Tahun ini ia memperkirakan, terjadinya kenaikan harga untuk beribadah umrah. Jika tahun lalu angkanya berkisar di bawah 1.900 Dolar Amerika, tahun ini bisa sampai 2.000 Dolar Amerika. ''Semua ini memang terkait dengan permintaan yang sudah tak lagi mampu tertampung,'' paparnya.

Sekretaris Ditjen Pembinaan Haji dan Umroh Kementerian Agama Cepi Supriyatno membenarkan terjadinya peningkatan peminat umrah. Ia tak menampik jika peningkatan ini berkaitan dengan panjangnya antrean haji. ''Ini juga membuktikan ekonomi umat Islam sudah semakin membaik,'' ujarnya.

n ed: anjar fahmiarto

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement