REPUBLIKA.CO.ID, ADIS ABABA -- Presiden Mali, Dioncounda Traore, Selasa (29/1) mengatakan ia berharap untuk mengadakan pemilihan umum di negaranya yang dikoyak perang pada 31 Juli.
Traore, penjabat kepala negara, mengatakan bertekad mengatur pemilihan sesegera mungkin atau sebelum 31 Juli 2013. Dia bertekad menggelar pemilu yang bersih, transparan dan kredibel.
Berbicara di ibu kota Ethiopia, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat internasional pada saat negara-negara menjanjikan bantuan 455,5 juta dolar AS pada konferensi donor di Addis Ababa, Selasa, untuk operasi militer terhadap gerilyawan di bagian utara Mali dan bantuan kemanusiaan.
"Saya ingin menegaskan kembali komitmen kami untuk memimpin transisi di Mali dengan agenda tunggal-pemulihan wilayah yang diduduki, tetapi juga, dan terutama, kembalinya situasi konstitusional secara normal di Mali," tambahnya, seperti dilansir AFP, Rabu (30/1).
Organisasi pemilu dan pembebasan Mali utara merupakan bagian dari tugas utama yang ditetapkan bagi pemerintah transisi, yang diberlakukan menyusul kudeta tahun lalu.
Pemimpin PBB Ban Ki-moon, berbicara di Uni Afrika pada Ahad (27/1), telah meminta pemerintah Mali untuk menyetujui suatu proses politik inklusif, yang akan mengakibatkan pemulihan penuh tatanan konstitusional.