REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tepat pada Rabu (30/1) ini di Gedung UC UGM Yogyakarta diselenggarakan Kongres II Forum PRB (Pengurangan Risiko Bencana).
Kongres ini diikuti berbagai komunitas yang care terhadap bencana, baik dari LSM, Perguruan Tinggi, media massa, dan juga berbagai instansi pemerintah se-DIY.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi, Rabu (30/1). lain. Kongres kedua kali ini untuk penataan personil dan penyusunan program ke depan. Pada kesempatan ini Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX akan menyampaikan keynote speech Gubernur Sultan Hamengku Buwono X yang tidak bisa hadir karena masih di Jakarta.
Dikemukakan Gatot, program terpenting dari kongres forum PRB ini adalah mitigasi bencana. Karena dari siklus kebencanaan porsi terbesar yang ditangani adalah mitigasi.
"Sekarang terjadi perubahan paradigma yakni menyiapkan segala sesuatu sebelum terjadi bencana. Sehingga bila terjadi bencana, seminimal mungkin terjadi korban. Kalau dulu ada bencana baru ditangani, sehingga kadang terjadi banyak korban," tutur dia.
Di bagian lain Gatot mengungkapkan Siaga Darurat Bencana Banjir dan Longsor di DIY yang berlaku hingga akhir Februari 2013 dananya masih belum diserahkan ke kabupaten/ kota. "Karena kami belum melakukan koordinasi yang intens dengan kabupaten/ kota tentang apa yang dilakukan," kata dia.
Menurut Gatot, dana tersebut untuk antisipasi bencana baik penanganan nonfisik maupun fisik seperti koordinasi dengan sektoral, menyiapkan SOP (Standard Operational Procedure), peralatan, tenaga dan sebagainya.
"Jadi dana untuk siaga darurat bencana banjir dan longsor sebesar Rp 3 miliar hanya digunakan untuk pencegahan sebelum terjadi bencana, bukan setelah terjadi bencana," jelas dia.