REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan bekerjasama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY untuk memberikan pembelajaran materi HIV-AIDS pada guru-guru olah raga dan Kesehatan (Orkes) di madrasah.
Sedangkan tahun 2012 KPA DIY sudah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Olahraga kabupaten/kota se DIY untuk memberikan pembelajaran materi HIV-AIDS pada guru-guru Orkes di SMA/ SMK.
Karena, lanjut dia, di dalam MDGs (Milenium Development Goals) disebutkan bahwa sekitar 80 persen pelajar (usia 14-25 tahun) harus terpapar informasi tentang HIV-AIDS.
"Karena itu kami harus melakukan kerjasama dengan Disdikpora dan Kanwil Kementerian Agama DIY untuk memberikan materi pembelajaran HIV-AIDS. anak-anak SMA/ SMK/ MA berada dibawah kedua lembaga tersebut," kata Riswanto, Rabu (30/1).
Data Kasus HIV-AIDS di DIY per Juni 2012 menunjukkan ada 1.797 kasus (761 kasus AIDS dan 1036 kasus HIV). Dilihat dari usia menunjukkan bahwa kasus tertinggi di golongan usia 20-29 tahun yakni sebanyak 653 kasus (249 kasus AIDS dan 404 HIV).
Sementara itu, kalau dilihat perkabupaten/ kota se DIY kasus tertinggi berturut-turut adalah Kota Yogyakarta (535 kasus), Sleman (406 kasus), Bantul (312 kasus), Kulonprogo (94 kasus) dan Gunungkidul (61 kasus).
Lebih lanjut Riswanto mengatakan kasus HIV-AIDS di kota Yogyakarta tertinggi, tetapi kebanyakan sekolah SMA di kota Yogyakarta belum memasukkan kesehatan reproduksi (kespro) dalam ekstrakuler, karena guru masih menganggap tabu.
Sementara SMA di kabupaten se-DIY (Sleman, Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul) sudah memasukkan kespro ke dalam ekstrakuler. Pengetahaun tentang risiko penularan HIV-AIDS dimasukkan dalam pelajaran kespro.