REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden SBY beserta delegasi memutuskan menghadiri KTT OKI di Kairo Mesir. Pasalnya, meski kondidi Kairo masih diwarnai kerusuhan, KTT OKI tetap dilaksanakan.
"Di Kairo juga ada protes-protes politik dan gerakan sosial, tapi sejauh ini tuan rumah masih akan tetap menyelenggarakan KTT itu. Saya siap untuk hadir di situ dengan harapan situasi keamanan kondusif selama KTT itu berlangsung," kata Presiden SBY saat memberikan keterangan pers di Bandara Halim Perdanakusuma, Rabu (30/1).
Rencananya Presiden SBY akan berada di Mesir sekitar 1,5 hari. Mesir menjadi negara terakhir yang dikunjungi dalam kunjungan kerja kali ini setelah Liberia, Nigeria, Saudi Arabia, dan Mesir. Kunjungan ini berlangsung selama delapan hari sejak Rabu (30/1) hingga Kamis (7/2).
SBY mengatakan dalam KTT OKI penting bagi Indonesia dan bagi negara-negara OKI untuk meningkatkan kerja sama. Dalam KTT tersebut, Presiden diminta tuan rumah tentang sesi menyangkut Palestina.
"Saya dijadwalkan selama di Mesir akan menghadiri dan diminta oleh tuan rumah tentang sesi menyangkut Palestina, karena ini kepentingan nasional kita maka kita harus terus berupaya untuk mendukung kemerdekaan Palestina sebagaimana yang kita laksanakan selama ini," katanya.
Untuk diketahui, Mesir masih bergolak. Gangguan politik sosial dan keamanan terjadi setidaknya di tiga provinsi di negara tersebut. Ketiganya dinyatakan sebagai daerah berbahaya dan status darurat.