REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Penangkapan Presiden Partai Kedilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaaq oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai tidak akan berpengaruh dengan Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Bekasi Choiroman Juwono Putro menyatakan, masyarakat telah cerdas untuk bisa memilih dan melihat adanya keganjilan dalam kasus yang menimpa Luthfi. Namun memang objektifitas dari proses hukum itu akan terbukti dari hasil persidangan.
''Untuk Pilgub Jabar, kami kira masyarakat jabar khususnya Bekasi, sudah cerdas dalam memilih pemimpin mereka. Sebenarnya pilgub jabar sudah mulai berjalan sebelum kasus ini mencuat. Jadi tidak ada implikasinya,'' kata Choiroman di gedung DPRD Kota Bekasi.
Untuk saat ini, sikap DPD PKS Kota Bekasi masih terus menunggu dan memantau kelanjutan proses hukum yang dijalani oleh Luthfi. Selain itu, Choiroman juga melihat adanya upaya untuk memperburuk citra partai politik. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya kader partai politik yang terjerat kasus korupsi, termasuk PKS.
''Kasus ini menjadikan citra partai sebagai partai bebas korupsi menjadi menguap,'' ujarnya.
Choiroman mangkhawatirkan runtuhnya kepercayaan publik terhadap lembaga-lembaga politik. Selain itu, dengan adanya kasus ini akan muncul legitimasi publik yang menganggap tidak ada partai yang bersih dari korupsi.
Choiroman mengakui, bahwa ada skenario lain untuk meruntuhkan kepercayaan publik kepada partai politik yang bebas dari korupsi. Namun, Choiroman enggan menjelaskan skenario dan orang yang dipentingkan dengan hal tersebut. ''Tapi dalam konteks politik, hal seperti itu biasa saja,'' katanya
Terkait mundurnya Luthfi Hasan Ishaaq sebagai Presiden PKS, Choiroman menyatakan, pengunduran diri itu merupakan mekanisme partai. Jadi, jabatan yang memiliki tanggung jawab yang besar akan dilihat kemampuan individu tersebut. Tentu selama proses hukum, partai akan mencari mengganti Luthfi agar roda partai terus berjalan.