Jumat 01 Feb 2013 11:50 WIB

ADB: Bencana Alam Kikis Perekonomian Asia

Rep: Antara/ Red: Nidia Zuraya
ADB
Foto: ADB
ADB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) mengimbau agar negara-negara lebih fokus pada manajemen risiko bencana. ADB menilai kerugian akibat bencana alam lebih besar dibanding peningkatan tingkat perekonomian di kawasan Asia Pasifik.

Wakil Presiden untuk Manajemen Pengetahuan dan Pembangunan Berkelanjutan ADB, Bindu Lohani, dalam keterangan tertulis, Jumat (1/2) menyebutkan negara-negara di Asia Pasifik rentan terhadap perubahan iklim. "Karena itu pilihannya berfokus kepada manajemen risiko bencana," katanya.

Apalagi, ujar Lohani, pendapatan ekonomi Asia terkikis oleh dampak yang dihasilkan oleh bencana alam yang kerap kali paling terdampak pada masyarakat miskin. Karenanya, laporan ADB merekomendasikan pemerintahan di kawasan regional Asia Pasifik untuk mencari cara dalam menawarkan instrumen pembiayaan risiko bencana.

Beragam bentuk dari instrumen pembiayaan risiko berncana itu antara lain adalah adanya dana bencana untuk memperkuat daya tahan terhadap dampak bencana alam.

Laporan ADB menyatakan, investasi yang signifikan dalam memperkuat daya tahan bencana akan mengatasi persoalan yang terkait dengan kerugian akibat bencana seperti data risiko yang tidak memadai, insentif yang lemah, kerangka regulasi dan legislasi yang kurang, dan pendanaan yang terbatas.

ADB juga menyoroti perlunya instrumen pembiayaan risiko bencana di kawasan Asia Pasifik yang dinilai kerap tertinggal dengan sejumlah kawasan lain dalam mengembangkan solusi finansial yang inovatif untuk menunjang daya tahan bencana. "Kurang dari 5 persen dari kerugian bencana dalam negara-negara berkembang Asia yang diasuransikan dibanding dengan 40 persen di negara-negara maju," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement