REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Prawita (27 tahun) terpaksa mengubur mimpinya untuk bekerja di Lombok. Setelah penerbangannya menggunakan Batavia Air gagal. Penggantian tiket belum mendapat kejelasan. Sesuai jadwal, Prawita direncanakan berangkat Jumat untuk menjawab panggilan kerjanya.
Ia berencana mengganti penerbangan setelah mendapat ganti rugi dan bergegas ke Bandara Juanda. Namun Jumat (1/2) pagi kantor Batavia Air tak kunjung buka. Sehingga ia memupuskan harapannya bekerja di Lombok.
Republika melakukan konfirmasi ke pihak administrasi Bandara Juanda. Petugas administrasi Bandara mengakui belum ada komunikas dari pihak Maskapai terkait kelanjutan calon penumpang.
"Sejak pagi sudah ada delapan calon penumpang ke sini. Tapi kami tidak bisa berbuat, karena maskapai tidak ada komunikasi," ujar Petugas Administrasi Bandara, Heru Ismanto.
Batavia Air dinilai lalai melakukan komunikasi ke pihak Bandara. Karenanya, Heru menyayangkan sikap yang diambil Batavia Air yang hingga hari kedua usai dinyatakan pailit, maskapai ini tidak melakukan konfirmasi ke administrasi Bandara.
seharusnya maskapai melakukan konfirmasi sehingga memudahkan calon penumpang.