REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Serangan udara Israel di Suriah pekan ini menghantam peluru kendali darat ke udara dan sebuah kompleks militer terdekat di pinggiran Damaskus. Serangan itu dilakukan Israel, karena takut senjata tersebut akan dikirimkan ke Hizbullah, kata seorang pejabat Amerika Serikat, Jumat (1/2).
Laporan-laporan sebelumnya mengisyaratkan pesawat-pesawat tempur Israel mungkin telah menargetkan dua lokasi terpisah dalam serangan Rabu di Suriah: satu situs militer di luar ibu kota dan konvoi senjata di dekat perbatasan Lebanon. Tetapi pejabat AS mengatakan serangan itu terbatas pada satu lokasi.
"Itu terjadi di pinggiran kota Damaskus," kata pejabat, yang berbicara dengan syarat tak disebut jatidirinya kepada AFP. "Ada serangan rudal ke kendaraan yang ditargetkan oleh Pesawat Israel, katanya, dan menambahkan bahwa mereka diyakini adalah rudal SA-17 anti-pesawat buatan Rusia.
Pesawat juga mengebom sebuah kompleks militer yang berdekatan dengan bangunan-bangunan yang diduga gudang bahan kimia, kata pejabat itu. Israel menduga senjata-senjata itu akan ditransfer ke kelompok Lebanon Syiah Hizbullah, katanya.
Rezim Suriah telah menuduh Israel meluncurkan serangan fajar pada Rabu di pusat penelitian militer di Jamraya, dekat Damaskus, dan mengancam akan melakukan balasan. Namun pemerintah Israel tetap bersikap bungkam mengenai serangan itu.
Israel telah berulang kali menyatakan keprihatinan bahwa persediaan senjata bahan kimia Suriah bisa jatuh ke tangan kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, yang adalah sekutu rezim Damaskus, atau organisasi garis keras lainnya.