REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pasukan keamanan Israel menggunakan kekerasan, Sabtu (2/2), untuk membubarkan pegiat Palestina yang berusaha mendirikan kamp di Tepi Barat dalam protes terhadap perluasan permukiman Yahudi. Demikian kata beberapa saksi mata dan sumber medis.
Puluhan prajurit Israel menggunakan gas air mata dan granat kejut pada Sabtu sore untuk membubarkan puluhan pegiat Palestina yang mendirikan "desa tenda" di dekat Desa Burin, Tepi Barat Sungai Jordan.
''Mereka memprotes rencana Israel menyita lahan buat perluasan permukiman,'' kata beberapa saksi mata.
''Petugas medis mengatakan lebih dari 20 pegiat Palestina pingsan setelah menghisap gas air mata dan dirawat di lokasi kejadian,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Para pegiat mendirikan delapan tenda dan menghiasinya dengan bendera Palestina di daerah pegunungan di sebelah selatan Nablus. Militer Israel telah mengumumkan daerah tersebut sebagai zona tertutup beberapa bulan lalu.
Mereka menamakan tenda mereka "An-Nawateer" dan mengatakan 80 persen lahannya digunakan atau dialokasikan untuk digunakan bagi kegiatan permukiman Israel.
Bentrokan terjadi saat tentara Israel melucuti semua tenda itu. Jejaring Times of Israel menyebut pemukim Yahudi di dekat lokasi tersebut melemparkan batu ke arah pemrotes. Jejaring Israel, Ynet, menyatakan seorang pemukim menderita luka ringan dan satu orang Palestina menderita luka parah.