REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Lima orang yang didakwa atas pemerkosaan dan pembunuhan mahasiswi dalam bus di New Delhi, India, pada Desember lalu, mengaku tidak bersalah. Mereka menandatangani pernyataan tidak bersalah setelah resmi di dakwa di pengadilan India.
Pengadilan akan mulai mendengar bukti dari para saksi pada Selasa (5/2), pekan depan. Geng pemerkosa yang beraksi brutal menyebabkan kemarahan massa di seluruh penjuru India. Kasus itu memicu protes nasional yang meminta pemerkosa dihukum mati.
BBC menulis tersangka keenam akan diadili di pengadilan anak-anak. Jaksa akan memanggil tiga orang saksi untuk pengadilan. Mereka mengatakan punya bukti kuat untuk melawan lima orang itu termasuk tes DNA dan rekaman telepon.
Pada Jumat (1/2) kemarin, Kabinet India menyetujui sebagian besar rekomendasi dari komisi yang dibentuk untuk meninjau undang-undang kejahatan seksual setelah kasus pemerkosaan terungkap.
Seorang wanita berusia 23 tahun diserang ketika naik bus di selatan New Delhi bersama seorang teman laki-laki. Polisi mengatakan para penyerang mengalahkan mereka berdua dan kemudian memerkosa wanita tersebut. Dua pekan kemudian, wanita tersebut meninggal karena luka hebat.
Serangan itu memicu kemarahan yang meluas. Komisi yang dipimpin mantan kepala pengadilan, JS Verma ditunjuk untuk meninjau undang-undang tentang kejahatan seksual.
Kementerian telah menyetujui rekomendasi untuk meningkatkan hukuman para pemerkosa. Namun, mereka meningkatkan hukuman itu dalam panel diskusi menjadi hukuman mati bagi kasus pemerkosaan dimana korban meninggal atau koma.