REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak pandangan dan pendapat bermunculan seusai ditetapkannya mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), beberapa waktu lalu. Bahkan, ada yang menilai, sejumlah partai politik Islam lainnya, justru diuntungkan atas kasus ini.
Namun, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Amanat Nasional (PAN), Drajat Wibowo, membantah hal tersebut. Ia mengatakan, merupakan hal yang keliru, jika PAN secara sendirinya diuntungkan dengan peristiwa penangkapan Luthfi.
"Itu asumsi akademis yang jauh dari realita politik," kata Drajat saat dihubungi di Jakarta, Ahad (3/2).
Drajat menjelaskan memang sebagian pemilih PAN dan PKS berasal dari irisan segmen yang sama. Ia menyebutkan, irisan segmen pemilih kedua parpol ini yaitu, pemilih Islam dengan pendidikan dan latar belakang sosial tertentu.
Namun, ia menegaskan belum tentu para pemilih yang mungkin dikatakan kecewa terhadap partai berlambang bulan sabit kembar ini, kemudian akan lari memilih PAN. Drajat menyampaikan berdasarkan komunikasi yang dilakukan antara pihaknya dengan para pemilih ini, bahkan dikatakan sebagian dari mereka tidak memilih keduanya atau golput.
Menurut Drajat, sebagian dari pemilih PKS yang kecewa tersebut cenderung kritis terhadap sistem pemerintahan negara saat ini. "PAN dianggap mereka tidak cukup 'nakal' di dalam koalisi," ucap Drajat.