REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Tiga puluh pesawat tempur Prancis dilaporkan menggempur pusat-pusat logistik dan pelatihan gerilyawan di Mali Timur Laut Ahad (3/2).
Juru bicara militer Prancis, Kolonel Thierry Burkhard kepada kantor berita AFP, mengkonfirmasi soal serangan tersebut.
Burkhard mengatakan operasi militer itu dilakukan tengah malam di daerah Tessalit sebelah utara Kidal. Serangan melibatkan sejumlah jet tempur dan pesawat-pesawat mata-mata serta pengisi bahan bakar.
Kidal disebut sebagai benteng terakhir kelompok gerilyawan di Mali. Gerilyawan telah menduduki wilayah gurun utara selama berbulan-bulan sampai pasukan Prancis melakukan intervensi kejutan. Sementara Tessalit, yang berada di dekat perbatasan Aljazair, diyakini sebagai lokasi tempat penahanan tujuh warga Prancis yang diculik kelompok tersebut.
Serangan ini dilancarkan hanya beberapa jam setelah Presiden Prancis Francois Hollande mengunjungi Mali. Hollande, yang kedatangannya mendapat sambutan meriah, melontarkan janji bahwa negaranya akan tetap bertahan selama yang diperlukan untuk memerangi gerilyawan. Ia berkata Prancis tidak akan meninggalkan Mali.