Senin 04 Feb 2013 17:50 WIB

Keselamatan Demokrat Bergantung SBY

Rep: Ira Sasmita/ Red: Dewi Mardiani
sby
Foto: antara
sby

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas yang terus merosot menimbulkan kekhawatiran dari semua kader Partai Demokrat. Sebagai partai penguasa, menurunnya tingkat keterpilihan menjelang Pemilu 2014 dikhawatirkan membuat Demokrat menjadi terpuruk.

"Seperti hasil survei sebelumnya, kami selalu merasa sedih setiap kali ada rilis survei. Kami prihatin bisa turun sampai delapan persen," kata Wasekjen DPP Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf, di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/2).

Arahan dari Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), disebut Nurhayati menjadi kunci untuk menyelamatkan Demokrat. Sebelumnya, SBY telah memerintahkan semua kader partai turun langsung menemui konstituen di lapangan. SBY, lanjut dia, juga meminta semua kader meningkatkan kekompakan dan kerja keras.

Namun, melihat hasil survei yang mengisyaratkan posisi Demokrat semakin melorot, Nurhayati memandang ada yang perlu dievaluasi. Perlu diawasi apakah perintah SBY agar semua kader kunjungi konstituen benar-benar dilaksanakan dengan baik. Kemudian, apakah perwakilan Demokrat mendengarkan aspirasi yang disampaikan masyarakat. "Kami tidak bisa awasi. Apa mereka benar-benat turun atau tidak," ujarnya.

Karena itu, dia mengharapkan SBY segera melakukan evaluasi dan melahirkan kebijakan untuk menyelesaikan persoalan di tubuh Demokrat. Sebagai pendiri dan roh dari Demokrat, ia meyakini SBY akan melahirkan kebijakan yang paling tepat untuk kelangsungan partai.

Terkait kekompakan, Nurhayati mengelak jika ada lubang dalam tubuh Demokrat. Suara-suara yang meminta Ketua Umum Anas Urbaningrum mundur, menurut dia, tidak pernah disampaikan ke DPP. Apalagi, desakan pemberhentian Anas kepada SBY. Menurut dia, keputusan yang tergesa-gesa dan tidak sesuai prosedur yang berlaku tidak akan dilakukan SBY.

Namun, apa pun keputusan SBY untuk menyelamatkan Demokrat akan tetap dipatuhi semua kader. Sebagai pengurus, Nurhayati percaya ada langkah-langkah bijak agar Partai Demokrat bisa kembali pada khitahnya menjadi parpol teratas di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement