REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Entah mimpi apa Maharani Suciono. Gara-gara secarik kertas, namanya kini tersohor seantero Indonesia, karena ikut diciduk petugas KPK yang sejatinya ingin menangkap Ahmad Fathonah.
Keduanya ditangkap di Hotel Le Meridien, akhir Januari lalu. Ironisnya, nama Maharani terkenal bukan karena prestasi, tapi karena dituding sebagai wanita pemuas birahi alias pekerja seks komersial yang disewa Ahmad Fathonah usai menerima uang satu miliar rupiah.
Uang satu miliar rupiah itu diduga sebagai suap impor daging sapi. Kabarnya, Ahmad Fathonah memberikan uang Rp 10 juta kepada Maharani saat berkencan.
Untuk meluruskan berita miring yang sudah kadung meluas tersebut, malam ini Maharani menggelar jumpa pers. Ditemani kuasa hukum dan ayahnya, Maharani ingin mengungkapkan awal perkenalannya dengan Ahmad Fathonah.
Kuasa hukum Maharani, Wisnu Wardana menceritakan Senin (28/1) sedang kumpul bersama rekan-rekannya di sebuah restoran di Senayan City, Jakarta. Saat itu Ahmad menitipkan secarik kertas berisi nama dan nomor ponselnya ke seorang pelayan restoran.
Sewaktu Maharani beranjak ke toilet, seorang pelayan di sana memberikan secarik kertas tersebut. Rani lantas bertanya, "Ini buat saya atau teman saya?"
"Buat kamu," jawab si pelayan.
Keingintahuan yang besar membuat Maharani mengirimkan pesan singkat dan berakhir dengan ajakan ketemuan esok harinya di Hotel Le Meridien. Maharani mengirim pesan, "Just dinner."
Sekitar pukul 18.30 WIB Maharani sampai di Hotel Le Meridien, dan segera mencari Ahmad di tempat yang sudah ditentukan. Setelah ketemu akhirnya mereka resmi berkenalan.
"Begitulah awal dari perkenalan Rani," kisah Wisnu pada jumpa pers di Hotel Nalendra, Kebon Nanas, Jakarta Timur, Selasa (5/2) malam.