REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ahmad Heryawan telah meninggalkan Gedung Pakuan sebagai rumah dinasnya, Rabu (6/2) tepat pada pukul 17.30 WIB.
Aher mengaku selama lima tahun menempati rumah yang luas sangat menikmati dan bersyukur. "Saya punya prinsip menikmati kehidupan apa pun yang terjadi, waktu di Jakarta rumah sederhana dinikmati, kebanjiran pun dinikmati," ujarnya seusai membereskan barang yang dibawa pindahan.
Aher membawa serta istri dan keenam anaknya ke wisma Kartifah dengan sewa harian. Menurut dia, wisma dipilih karena sulit mencari rumah kontrakan yang hanya disewa 15 hari. Setelah mencari ke sana ke mari, rumah yang dapat dikontrak minimal harus enam bulan sekali.
"Kalau rumah kontrakan sebagian besar rumah kosong tanpa perabot rumah tangga, kita agak kerepotan," katanya. Aher menyewa wisma seharga Rp 500 ribu per hari sebanyak empat kamar.
Namun, jika ada tamu yang ingin menginap, di wisma masih ada tiga kamar lagi yang dapat disewakan. Selama tinggal di rumah dinas, Aher memiliki banyak kenangan dan sempat kaget. Biasanya rumah yang dulu memiliki kamar yang berdekatan. Saat membangunkan anak shalat dekat dengan kamar tidurnya.
Tetapi di rumah dinas, harus bolak-balik kamar satu dan yang lainnya karena berbeda kamar dan jarak yang cukup jauh. "Seperti tidak menapak saat bulan pertama menempati rumah karena luasnya bangunan," tuturnya.
Aher dan keluarga menempati wisma yang berlokasi di Dago. Awalnya, dia ingin memilih apartemen, tetapi kamar di apartemen kurang banyak. Aher tidak membawa barang-barang yang banyak. Dia hanya membereskan pakaian putih dan celana hitam untuk kampanye selama 15 hari.
"Saya hanya membawa pakaian secukupnya, satu dua buku, peralatan pribadi," katanya. Selain itu, dia membawa binatang peliharaan kesayangan keluarga, yakni kucing blasteran persia.