Rabu 06 Feb 2013 18:44 WIB

Konsumen Ketar Ketir Beli Daging Sapi

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Nidia Zuraya
 Pedagang daging melayani pembeli daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2).   (Republika/Wihdan Hidayat)
Pedagang daging melayani pembeli daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Konsumen ternyata memiliki rasa khawatir ketika membeli daging sapi di pasaran. Ketua Harian Yayasan Perlindungan Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengatakan konsumen belum mendapatkan jaminan keamanan ketika membeli daging.

Ia mencontohkan, Indonesia selama ini mengimpor daging dari Australia. Di negera itu, sapi dibesarkan menggunakan kadar hormon tertentu. Di Indonesia, kata dia belum ada jaminan survei ambang batas yang memastikan residu sapi yang terkandung dalam sapi impor itu aman dikonsumsi masyarakat.

“Ini adalah salah satu hak konsumen, hak informasi. Juga mengenai asal usul daging dari mana,” ujar Sudaryatmo, Rabu (6/2).

Pengawasan peredaran daging, kata Sudaryatmo juga menjadi hak bagi konsumen. Ia mengataan di beberapa daerah, masih ada yang belum memiliki dokter hewan. Hal itu menurutnya membuat pengawasan terhadap daging menjadi kurang optimal.

Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian Achmad Djunaidi mengatakan meskipun tidak semua daerah belum memiliki dokter hewan, di daerah-daerah memiliki laboratorium yang tetap bisa memfasilitasi untuk memeriksa kesehatan hewan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement