REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Landasan pacu di bandara Kendari, Sulawesi Tenggara tak mulus. Bandara yang bernama Haluoleo mengalami kerusakan sekitar 500 meter. Struktur landasan pun bergelombang. Akibatnya, pendaratan pesawat pun mengalami goncangan cukup keras.
"Bagian yang rusak ada sekitar 500 meter," kata ATC Bandara Haluoleo, Supriyadi saat ditemui, Selasa (5/2).
Ia mengatakan kerusakan itu sudah terjadi sejak tahun lalu. Pihak bandara pun sudah melaporkan kerusakan itu kepada pemerintah pusat. Tetapi perbaikan belum bisa dilakukan. Paling cepat, perbaikan sekaligus pelebaran bandara tersebut baru akan dilakukan pada Maret mendatang.
Meski mengalami kerusakan, ia menegaskan, perawatan dan pengecekan landasan terus dilakukan. Pesawat yang lepas landas ataupun mendarat tetap aman. "Sudah dilaporkan ke pemerintah pusat. Kami tetap melakukan pengecekan landasan sebelum bandara dibuka," katanya.
Saat Republika berkesempatan merasakan pesawat bombardier CRJ1000 milik Garuda Indonesia dari Makassar ke Kendari, pilot pesawat sudah sejak awal memberikan peringatan.
Ia mengatakan saat mendarat akan ada sedikit goncangan karena landasan yang bergelombang. Benar saja, begitu mendarat di bandara Haluoleo, ada goncangan dan benturan yang cukup keras beberapa detik. Meski pendaratan dilakukan secara sempurna.
Untuk diketahui, bandara Haluoleo sebelumnya bernama Bandara Wolter Monginsidi yakni pahlawan nasional Indonesia yang dieksekusi Belanda selama Revolusi Nasional Indonesia. Sejak 13 Februari 2010, nama bandar udara ini diubah untuk menghormati Sultan keenam Kesultanan Buton, Haluoleo.
Rencananya, pemerintah akan memperpanjang landasan pacunya dari 2.500 meter, menjadi 2.800 meter pada tahun ini. Hal ini berkaitan dengan frekuensi penerbangan dan kapabilitas landasan.