Kamis 07 Feb 2013 13:35 WIB

Demokrat: Bergantung ke SBY Bukan Berarti Kami Tradisional

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Lambang Partai Demokrat
Foto: Dok Republika
Lambang Partai Demokrat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf menolak partainya disebut masih menerapkan cara tradisional dalam menyelesaikan masalah. Seiring masih terlalu bergantungnya partai berwarna biru itu terhadap figur Ketua Dewan Pembina, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

"Bergantung pada Pak SBY tak berarti kami tradisional," kata Nurhayati kepada wartawan di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (7/2).

Nurhayati menyatakan SBY sebagai pendiri sekaligus orang yang membesarkan partai memang menjadi figur panutan bagi Partai Demokrat. Alhasil, Partai Demokrat percaya segala keputusan yang diambil SBY bertujuan untuk kebaikan partai. 

"Jujur Pak SBY figur kebanggaan kami," ujar Nurhayati.

Pun, Nurhayati meyakini sebagai orang yang berjasa membesarkan Partai Demokrat, SBY akan menyelesaikan persoalan internal dengan mengacu pada mekanisme partai. Jaadi, kata dia, tidak mungkin lari dari mekanisme partai.

Sebelumnya pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ary Dwipayana mengatakan ketergantungan Partai Demokrat kepada SBY dalam menyelesaikan persoalan internal partai menunjukan Demokrat belum menjadi partai modern. 

Sebab sejatinya, persoalan internal yang menyangkut konsolidasi dan elektabilitas partai bisa diselesaikan lewat mekanisme partai. "Demokrat masih partai tradisional yang gagal mentransformasikan kekuatan personal ke kekuatan institusional," ujar Ary. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement