REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN--Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) belum mendapatkan informasi soal maraknya perampokan terhadap nelayan di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.
Kepala Pusat Penyiapan Kebijakan Bakorkamla RI, Laksma Maritim Drs Satriya F Maseo SH MM di Nunukan, Kamis (7/2) mengaku pihaknya belum mengetahui adanya kejadian semacam itu yang dialami para nelayan Pulau Sebatik.
"Belum masuk laporan masalah perampokan terhadap nelayan Sebatik ke Bakorkamla," katanya.
Mengenai pelaku perampokan itu, kata Satriya, sesuai informasi yang diperoleh pada saat audensi dengan Bupati Nunukan, Drs Basri adalah warga negara Indonesia (WNI) sendiri. Ia menyatakan belum ada indikasi dilakukan oleh warga dari negara lain.
Pperampok menggunakan senjata api saat melakukan aksinya terhadap nelayan di Pulau Sebatik. Tapi belum bisa dipastikan apakah yang bersangkutan dari kalangan aparat atau kelompok separatis dari negara tetangga yang membarter senjatanya, katanya.
Sebab, lanjut Satriya, Kabupaten Nunukan sebagai wilayah perbatasan sangat rawan menjadi jalur pemasokan senjata api dari negara tetangga. Kondisi itu, ujarnya, juga dimanfaatkan kelompok separatis tersebut terkait gejolak di Indonesia.
"Tapi sampai saat ini belum ada senjata yang tertangkap disini," tukasnya. Namun adanya informasi terkait perampokan terhadap nelayan di perairan Indonesia akan menjadi referensi bagi Bakorkamla RI, sebut Satriya.