REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO - Negara-negara Islam, Kamis (7/2) menyatakan mendukung upaya membantu Mali dalam memperoleh kembali integritas wilayahnya. Dukungan ini disampaikan dalam sebuah pernyataan yang tampaknya menunjuk pada intervensi militer Prancis di negara Afrika tersebut.
Dalam pernyataan final pertemuan puncak ke-12 Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), disebutkan, "Delegasi menekankan dukungan kuat bagi upaya saat ini oleh Mali untuk memperoleh kembali integritas wilayahnya dan otoritasnya atas seluruh wilayah nasional".
Teks pernyataan itu tidak secara tegas menyebutkan operasi militer Prancis di Mali. Seperti dilansir dari AFP, Jumat (8/2), anggota-anggota OKI seperti Mesir dan Qatar mengecam intervensi Prancis di Mali. Intervensi itu dilakukan setelah Bamako meminta bantuan dalam menangani kelompok-kelompok garis keras bersenjata yang terkait dengan Alqaidah yang menguasai separuh wilayah utaranya.
Para peserta pertemuan puncak itu, yang mewakili 1,5 milyar warga dunia menyampaikan, "Mengecam keras tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok teroris dan gerakan serta jaringan kejahatan terorganisasi lain dan penyelundup narkoba."
Mereka juga mengecam tindakan keji yang dilakukan terhadap warga sipil, penghancuran situs-situs budaya, seperti yang diklasifikasi oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia.
Pada pertemuan puncak tersebut, OKI menunjuk Menteri Luar Negeri Burkina Faso, Djibril Bassoli, sebagai untusan khusus untuk Mali dan kawasan Sahel.
Prancis, yang bekerja sama dengan militer Mali, pada 11 Januari meluncurkan operasi ketika militan mengancam maju ke ibu kota Mali, Bamako, setelah keraguan berbulan-bulan mengenai pasukan intervensi Afrika untuk membantu mengusir kelompok garis keras dari wilayah utara. Sebanyak 3.500 prajurit Prancis saat ini sudah berada di daratan Mali.