Jumat 08 Feb 2013 15:27 WIB

Brennan Berkelit di Tengah Senat AS

Rep: Indah Wulandari/ Red: Dewi Mardiani
Markas besar badan intelijen pusat AS (CIA) di Langley, Virginia dekat kota Washington
Foto: AP
Markas besar badan intelijen pusat AS (CIA) di Langley, Virginia dekat kota Washington

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Calon direktur dinas rahasia Amerika Serikat (AS) Central Intelligence Agency (CIA), John Brennan, menyangkal memanfaatkan pesawat tak berawak untuk mengebom Anwar al-Awlaki.

Dia juga berkelit menjadi otak interogasi penuh kekerasan karena peranannya dianggap kurang kuat. “Saya tidak pernah memilih membunuh seorang teroris daripada menahannya,”ujar Brennan di tengah sesi dengar pendapat bersama Komite Intelijen Senat AS seperti dikutip AP, Kamis (7/2).

 

Veteran penyidik CIA banyak menerima pertanyaan dari para anggota Senat. Mereka mencecar Brennan terkait bocoran dokumen yang menyatakan ada perintah mengebom warga Amerika keturunan Yaman, Awlaki, yang diduga menjadi salah satu pemimpin Alqaidah Peninsula (AQAP). Tragisnya, aksi tersebut dilakukan tanpa sepengetahuan forum pertemuan Kongres.

Brennan juga banyak menerima pertanyaan terkait prosedur interogasi tawanan CIA yang dinilai sangat keras. Lagi-lagi bantahan yang keluar dari mulut kepala proyek pembuatan pesawat tak berawak ini.

 

Di sisi lain, Brennan ternyata mengakui keterlibatannya dalam keputusan untuk menjadikan al-Awlaki sebagai target operasi militer. Ungkapan itu berhasil dikorek Senator asal California, Dianne Feinstein. Brennan mengonfirmasinya dengan penjelasan tentang al-Awlaki dan Umar Farouk Abdul Mutallab yang gagal meledakkan detonator di penerbangan Northwest Airlines menuju Detroit pada hari Natal 2009 lalu.

 

Sayangnya, Brennan enggan membuka mulutnya tentang detil hubungan kedua orang tersebut. Penegasannya meruncing bahwa al-Awlaki sebagai penyebar propaganda Alqaidah yang anti-Amerika. Hal itu dibuktikan dengan tersebarnya video al-Awlaki di internet.

Pada sesi  pertanyaan tentang interogasi dengan kekerasan, Brennan juga berkelit. “Saya tidak bisa menghentikan pihak CIA untuk menggunakan teknik interogasi seperti itu pada para teroris yang terlibat peristiwa 11 September,” ujarnya seperti dikutip CNN.

 

Secara prosedural, menurutnya CIA sudah mempunyai standar yang disepakati bersama. Sehingga tidak ada intervensi dari pihak manapun untuk mengubah cara interogasi. Dia juga mengaku telah membaca 300 laporan perkara tiap tahunnya. Senator Carl Levin dari Michigan menegaskan kembali pertanyaannya terkait wewenang Brennan saat itu. Brennan tetap bersikukuh, interogasi yang dimaksud bukan atas perintahnya.

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement