REPUBLIKA.CO.ID, Konstruksi falaj awalnya dibangun untuk tujuan sederhana, yakni mengairi peternakan dan pertanian.
Deretan kawah kecil membentang di tanah gersang itu. Pemandangan tersebut terpampang jelas saat anda melintasi kawasan tertentu di Oman dari udara.
Ya, deretan kawah tersebut merupakan puncak akses dan poros ventilasi sebuah sistem yang luar biasa. Sebuah sistem saluran irigasi bawah tanah. Di salah satu negara Arab ini, sistem ini disebut falaj atau aflaj jika jamak.
Bukan hanya di Oman, sistem pengairan seperti ini juga lazim ditemui di negara sekitarnya dengan nama berbeda. Di Iran dan negara Muslim lainnya, sebutannya qanat dan foggara di Afrika Utara. Pasokan air yang berasal dari falaj sangat vital di sebagian besar wilayah Oman. Tidak berlebihan bila menyebutnya dengan sumber kehidupan.
Meskipun pada zaman modern kemajuan di bidang teknologi berkembang pesat, sistem irigasi ini masih dianggap solusi yang lebih baik. Pada dasarnya, sistem Falaj merupakan jaringan saluran air bawah tanah di mana air mengalir dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Air berasal dari mata air atau sumur mengalir menuju desa-desa dan lahan pertanian.
Bahkan hingga saat ini, separuh lahan yang ditanami di Iran memanfaatkan saluran irigasi bawah tanah. Sedangkan di wilayah pedesaan, sekitar 4.000 falaj masih berfungi dengan baik sehingga bisa menyediakan sebagian besar pengairan dan persediaan air domestik. [berita selengkapnya, baca: Harian Republika edisi Senin (4/2)].