REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Umum Persipura Jayapura Benhur Tommi Mano menyesalkan cara manajemen tim nasional (timnas) dalam melakukan perekrutan pemain.
"Saya sangat menyesalkan cara-cara yang dilakukan manajemen organisasi besar seperti PSSI dalam melakukan perekrutan pemain," katanya di Jayapura, Jumat.
Ketua umum klub yang bermarkas di Stadion Mandala Jayapura itu mengungkapkan hal tersebut terkait dengan pilihan Stevie Bonsapia untuk bergabung memperkuat timnas pada Pra-Piala Asia 2015.
Dia mengatakan, seharusnya surat resmi penolakan yang dilayangkan manajemen Persipura untuk tidak mengirim pemain ke timnas dihargai secara profesional dan tidak lagi memengaruhi pemain dengan cara bujuk rayu mengunakan pesan singkat kepada pemain.
"Surat pemanggilan ada tujuh pemain Persipura yang dipanggil, tidak termasuk Stevie. Kita sudah memberikan tanggapan, namun belakangan manajemen Timnas melakukan ajakan melalui pesan singkat dan telepon," katanya.
Tommy Mano menjelaskan bahwa Persipura tidak menghalang-halangi pemain yang berkualitas untuk memperkuat timnas, tetapi harus melalui prosedur yang benar serta menjunjung tinggi supremasi sepak bola di Tanah Air.
"Kita tidak menghalangi pemain untuk memperkuat Indonesia, tetapi yang patut diketahui, saat ini masih terjadi dualisme kepemimpinan PSSI. Apabila terjadi cedera terhadap pemain siapa yang bertanggung jawab," katanya.
Tommy Mano lebih lanjut menjelaskan alasan Persipura tidak melepas pemain juga karena PSSI pimpinan Johar Arifin hingga saat ini belum membayar denda kepada Persipura yang dijatuhkan CAS kepada PSSI sebesar Rp 84 juta. Selain itu, juga karena tidak mengikutsertakan Persipura sebagai perwakilan Indonesia yang mengikuti Liga Champion Asia (LCA) dan menganggap Persipura tim ilegal karena bermain di ISL.
"Tidak mungkin pemain yang berasal dari tim dianggap ilegal akan mau memperkuat Timnas PSSI," katanya.
Seperti diberitakan, pemain sayap Persipura Stevie Bonsavia lebih memilih memperkuat timnas dan memutus kontrak memperkuat Persipura Jayapura.
Pilihan itu mengharuskan Stevie membayar 50 persen atau mencapai Rp 129 juta kontrak yang telah diterima, dan menyanggupi untuk dibayar manajemen timnas setelah kembali dari Abu Dabhi.
"Janji saudara wakil manajer timnas Niko Dimo akan membayar uang kontrak Stevie setelah tiba dari bermain di Abu Dabhi dan saya tunggu komitmen dia. Apabila tidak dibayar masyarakat Papua akan menilai apa yang dia janjikan," ujar Tommy Mano.