Jumat 08 Feb 2013 16:36 WIB

Ini Suara DPD Demokrat Riau Soal Kisruh Partai

Bendera Partai Demokrat.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bendera Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID,  PEKANBARU -- Kader Partai Demokrat Provinsi Riau berharap kisruh yang terjadi di tubuh partai berlambang bintang tersebut, harus diselesaikan dengan kepala dingin oleh semua pihak dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan.

"Kami memandang kisruh yang terjadi saat ini adalah hal yang biasa dan kesalahan atau pemerosotan tidak bisa dilimpahkan kepada satu orang yakni Anas Urbaningrum, tetapi semua kader," ujar Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Riau Supirman, di Pekanbaru, Jumat.

Sebelumnya hasil survei Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan pada Desember 2012 menempatkan Partai Demokrat di urutan ketiga dengan perolehan hanya 8,3 persen.

Menurut Supirman, beban yang terjadi sekarang ini harus dipikul oleh seluruh kader internal Partai Demokrat, baik di tingkat bawah sampai tingkat atas atau dari tingkat yang terendah di desa sampai tingkat pusat DPP.

Pihaknya tidak tahu, apakah hasil survei yang dikeluarkan Syaiful Mujani sudah mendekati kebenaran atau ada intrik, berupa konspirasi dari pihak lain dan kredibilitas hasil survei bisa dipertanggungjawabkan.

Dalam konstalasi politik tahun 2013, semua bisa terjadi. Apakah ini kebenaran data atau justru konspirasi dari pihak-pihak tertentu yang bertujuan menjatuhkan citra Demokrat dan sekaligus menjatuhkan kinerja pemerintah.

"Kemerosotan membuat semua kader harus mengintrospeksi diri, baik yang ada di pemerintahan seperti eksekutif atau legislatif dan apakah mereka sudah berbuat untuk rakyat atau program-program yang dibuat menyentuh rakyat," katanya.

Terkait dengan lima menteri dari Partai Demokrat untuk meminta Anas mundur, dinilai sah-sah saja dalam kehidupan yang berdemokrasi karena dalam aturan partai juga mengatur kongres luar biasa.

"Kami melihat DPD-DPD se Indonesia masih solid mendukung Anas dia memimpin Demokrat dengan hati, artinya dengan bekerja dan tidak pernah mencederai demokrasi. Anas mundur dari DPR setelah terpilih menjadi ketua umum," katanya lagi.

Majelis Tinggi Demokrat terdiri dari sembilan elite yakni SBY, Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie, Sekretaris Dewan Pembina Jero Wacik, Sekretaris Dewan Kehormatan TB Silalahi, Ketua Umum DPP Anas Urbaningrum, dua Wakil Ketua Umum DPP Max Sopacua dan Jhonny Alen, Sekretaris Jenderal DPP Edhi Baskoro Yudhoyono, dan Direktur Eksekutif DPP Toto Riyanto direncanakan akan melakukan pertemuan pada Jumat, (8/2) sore.

Kisruh Demokrat mencuat setelah rilis hasil survei Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC) yang dilakukan pada Desember 2012 menempatkan Golkar di urutan teratas dengan persentase 21,3 persen, disusul PDIP 18,2 persen, di posisi ketiga Demokrat dengan 8,3 persen, Gerindra 7,2 persen dan PKB 5,6 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement