REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga saat ini, sudah 108,6 ton bahan semai berupa NaCl (garam dapur yang sudah diolah menjadi tepung) yang disebarkan di atas langit Jakarta. Ini Untuk mendukung operasi modifikas cuaca yang digelar sejak (26/1) hingga Senin (10/2).
Ini merupakan operasi yang dilakukan BNPB bersama BPPT didukung BMKG dan TNI.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan sudah 36 sorti penerbangan untuk menaburkan bahan semai tersebut. Dengan rincian 24 sorti dengan pesawat Hercules C-130 dan 12 sorti dengan pesawat Casa 212-200.
Berdasarkan evaluasi sementara, lanjutnya, upaya modifikasi cuaca ini telah berhasil mendistribusikan hujan. Dibandingkan dengan rata-rata hujan historis wilayah Jakarta, curah hujan yang terjadi selama pelaksanaan modifikasi cuaca lebih kecil.
"Ini berarti ada penurunan curah hujan di Jakarta dan sekitarnya," ujar Sutopo Senin (11/2).
Menurutnya, target awal yaitu hujan dapat berkurang 30 persen dari curah normal. Ia mengatakan evaluasi secara menyeluruh akan segera dilakukan untuk menentukan apakah operasi diteruskan atau dipindah ke daerah lain yang rawan banjir.
"Rencana awal operasi hingga 25 Maret 2013 dengan disesuaikan kebutuhan di lapangan," kata Sutopo.
Ia menambahkan, pada Ahad (10/2) dilakukan tiga sorti penerbangan. Sorti pertama pada pukul 10.56-12.53 WIB menggunakan pesawat Hercules. Penyemaian dilakukan pada sel-sel awan Cumulus pada ketinggian 11 ribu- 13 ribu kaki di Timur Jatiluhur sampai Lembang. Juga di daerah Laut Utara Pantai Indramayu dengan bahan empat ton.
Sorti kedua pukul 11.28-12.57 WIB menggunakan pesawat CASA 212-200. Penyemaian dilakukan pada sel-sel awan Cu dengan ketinggian 13 ribu- 14 ribu kaki di daerah Cikotok. Ketinggian penyemaian 10 ribu kaki dan menghabiskan bahan semai satu ton.
Sorti ketiga dengan pesawat Hercules A-1323 pada pukul 14.45-16.06. Penyemaian dilakukan di daerah Purwakarta, Cikampek dan Subang pada ketinggian 10 ribu kaki.
"Di darat telah dilakukan pengoperasian GBG dengan 23 flare di 13 lokasi, dan GBG sistem larutan di tiga lokasi selama masing-masing 6,5 jam," jelas Sutopo.