REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian besar manuskrip Timbuktu berhasil diselamatkan.
Setelah pasukan tentara yang dipimpin Prancis berhasil merebut kembali kota di utara Mali, Wali Kota Halle Ousmane Cissé membuat pengumuman yang mengejutkan, pasukan pemberontak Ansar Dine telah membakar sejumlah gedung.
Akibatnya, ribuan manuskrip berharga yang disimpan di dalamnya telah menjadi tumpukan abu. "Bagi para pemberontak, hanya Alquran yang dianggap berharga. Yang lainnya tidak berarti apa-apa," kata sejarawan dan arkeolog, Abdullahi Cisse, kepada wartawan, Rabu (30/1) lalu.
Namun, masyarakat dunia bisa bernapas lega sebab para ahli telah mengonfirmasi sekitar 300 ribu teks yang ada di Timbuktu selamat.
Meski demikian, sekitar 2.000 manuskrip diperkirakan musnah akibat kebakaran di pusat riset dan konservasi teks milik pemerintah, Ahmed Baba Institute. "Naskah-naskah tersebut berada di tempat aman. Saya menjamin naskah itu dilindungi dengan keamanan penuh," kata Pembantu Presiden Urusan Islam, Mahmoud Zouber.
Jika Afghanistan menyelamatkan harta Bactrian dari kehancuran akibat serangan Taliban dengan menyembunyikannya di dalam lemari besi di bawah istana presiden di Kabul, Mali menyelamatkan manuskrip Timbuktu dengan menyimpannya di lokasi yang aman dan tersembunyi. Sejumlah manuskrip masih berada di Ahmed Baba Institute. [berita selengkapnya, baca Harian Republika edisi Senin (11/2)].