Selasa 12 Feb 2013 09:16 WIB

Pengamat: Jakarta Belum Memerlukan 'Giant Sea Wall'

Rep: Rina Tri Handayani/ Red: Karta Raharja Ucu
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pembangunan Giant Sea Wall (GSW) atau tanggul raksasa dinilai belum diperlukan saat ini.

Menurut Pengamat Perkotaan Niwonono Joga, yang terpenting dilakukan pemerintah saat ini adalah rekayasa sosial dengan melakukan edukasi terhadap masyarakat.

Ia berpendapat edukasi tersebut dilakukan agar masyarakat mengubah budaya membuang sampah di sungai. Menurutnya, melalui edukasi tersebut akan terasa antara lima hingga 10 tahun mendatang. "Nanti giant sea wall bukan menampung air bersih, tapi penampungan sampah," ujarnya, Selasa (12/2).

Niwonon berpendapat mau disaring bagaimanapun, air yang masuk sudah tercemar polutan. Sebab, badan sungai sudah penuh dengan limbah dan sampah. Karenanya, ia menilai GSW tidak masuk akal untuk diharapkan bisa mengendalikan banjir tanpa rekayasa sosial.

Selain itu pembangunan mega proyek yang merupakan keinginan Pemda DKI Jakarta sebelum pemerintahan Jokowi tersebut memiliki persyaratan ketat. Di antaranya analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan dampak sosial terhadap nelayan.

Menurutnya, pembangunan GSW akan terdapat pengerukan besar-besaran sehingga merubah ekosistem. Sedangkan, dia menilai selalu ada pembiaran terhadap masalah kelestarian ekosistem.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement