REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Tarif Dasar Listrik (TDL) naik, makin menguatkan warga memilih menyuci pakaian, di anak sungai Cisadane Kecamatan Neglasari, samping Bandara Soekarno Hatta.
''Bagaimana lagi, listrik sekarang mahal,'' Kata Ami (44 tahun) warga RT 04/04 Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Tangerang, Banten kepada Republika, Selasa (12/2)
Ami menjelaskan, sudah 20 tahun menyuci di anak kali Cisadane. Sebenarnya, Ami yang bekerja sebagai tukang cuci masih bisa memanfaatkan air sumur yang disedot dengan sanyo, tapi belakangan dirinya tidak sanggup membayar tagihan listrik karena TDL naik. ''Saya kan tukan cuci, jadi cucian pasti banyak,'' kata dia.
Lana (45) warga RT 04/04 Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Tangerang mengatakan, sehari bisa menyuci delapan sampai 10 ember. Kalau menggunakan jasa listrik, biayanya pasti membengkak. Padahal sebelum TDL naik, Lana masih menyuci sebagian cuciannya di rumah.
''Boro-boro bayar listrik yang sekarang mahal, rumah saya saja mau roboh, ga ada uang membetulkannya,'' ujarnya
Lana dan Ami mengungkapkan, selama 20 tahun belum ada pemerintah yang memerhatikan, mengunjungi saja tidak pernah, yang ada malah warga asing yang memoto kegiatan mereka.
Mereka mengakui, naiknya TDL makin memberatkan pekerjaannya. ''Tiap hari saya delapan jam berendam di kali, mulai pukul setengah lima subuh,''. Ujar Ami.
Ami menambahkan, akhir-akhir ini sekujur tubuhnya kerap kali mengalami keram karena terlalu lama di air. Sekalipun sering sakit, Ami mengaku, tetap menyuci di kali karena tidak ada pilihan.
Hasil pantauan Republika, limbah cucian begitu saja mengalir di anak kali Cisadane. Selain air kali yang tercemar, kesehatan dan keselamatan warga menjadi taruhan.