REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Almarhum Tarmizi Taher begitu istimewa di mata keluarga. Bagi anak-anaknya, ia sebagai sosok tauladan. Walau tak jarang almarhum sering mendahulukan kepentingan ummat dan negara dibanding kepentingan keluarga sendiri.
Putra bungsu Almarhum, Dirgantoro Tarmizi yang mengimami shalat jenazah sang ayah mengisahkan betapa ia beserta keluarga yang ditinggalakan begitu kehilangan.
"Bapak sangat concern ke ummat dan masyarakat, beliau lebih mementingkan ummat dibandingkan keluarga," kisah Digantoro yang masih belum kuasa menahan dukanya di Jalan Merbau No. 1, Pangkalan Jati, (komplek AL) Jakarta Selatan, Selasa (12/2).
Dirgantoro yang akrab disapa Diki tersebut menyatakan kondisi almarhum dalam beberapa hari terakhir memang kian memburuk. Setelah satu tahun keluar masuk rumah sakit dan hanya bisa duduk di kursi roda.
Almarhum menjalani perawatan di RSCM sebelum menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 04.15 dini hari tadi.
Diki juga tak mendapatkan pesan terakhri dari almarhum karena di hari-hari terakhir kepergian sang ayah sudah tidak bisa diajak bicara.
Almarhum meninggalkan satu orang istri dan empat orang anak. Tiga di antaranya laki-laki dan satu anak perempuan serta lima cucu.