REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Jumlah anak-anak Afghanistan yang kecanduan narkoba terus bertambah. Pecandu narkoba di negara tersebut tercatat mulai usia 3-12 tahun.
Afghanistan merupakan negara penghasil 90 persen opium dunia. Meskipun tidak ada data statistik untuk pecandu anak-anak, namun pecandu pada orang tua masih tinggi.
Administrator di badan rehabilitasi setempat, Fazawahid mengatakan obat tidur untuk anak-anak biasanya dicampur opium. Bahan adiktif itu juga dijadikan obat flu dan sakit perut.
"Karena opium mudah didapat, beberapa orang bahkan tidak menggapnya sebagai kecanduan narkoba. Mereka menggunakannya sebagai penghilang rasa sakit, " kata Fazawahid seperti dikutip Al-Arabiya, Selasa (12/2).
Di Afghanistan, kebanyakan anak-anak menjadi pecandu karena ulah orang tua. Mereka menjadi pecandu pasif karena menghirup asap opium dari orang tua di rumah. Mereka juga sengaja diberi opium oleh ibu mereka untuk menenangkan agar orang tua bisa menenun karpet atau bahkan memanen tanaman opium.
Dokter dari PBB, Zarbadshah Jabarkhail mengatakan akar masalah dari kecanduan opium anak-anak tersebut merupakan kemiskinan. Sebagian besar keluarga di Afghanistan tidak paham efek samping opium.
"Mereka tidak paham jika memberi narkoba kepada anak-anaknya bisa berakibat membunuh," ujar Jabarkhail. Menurut dia, jumlah pecandu anak-anak meningkat karena pengguna dewasa naik.
Data dari survei Amerika Serikat menyebutkan pengguna narkoba di Afghanistan mencapai 1,3 juta orang dari 30 juta populasi. Dari jumlah itu, 300 ribu pecandu merupakan anak-anak. Berdasarkan data PBB, jumlah pengguna narkoba di Afghanistan meningkat dari 53 persen dari 2005 ke 2010.