REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Kepolisian DIY memiliki 35 target penyelidikan kasus pencurian koleksi emas masterpiece di museum Sonobudoyo.
''Target tersebut dalam arti arah dan masih pada lingkup dalam negeri. Semoga dari 35 target tersebut salah satu yang kita cari,'' kata Kepala Sub Direktorat I Keamanan Negara Direktorat Reserse Polda DIY AKBP Djohandani Rahardjo Puro, di Ruang Pertemuan Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Selasa (12/2).
Di samping itu Polda DIY melakukan koordinasi dengan Interpol internasional. ''Perkembangan-perkembangan penyidikan di samping kami kirim ke Bareskrim, kami juga mengirim ke Interpol. Karena keterbatasan kami hanya lintas Indonesia,'' ungkap dia.
Sementara itu, Anto B Prasetyo selaku penanggungjawab Tim Pelaksana Survei dari Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (Madya) mengatakan, survei yang dilakukan oleh lembaga ini menggunakan sampel sebanyak 1.000 responden warga DIY.
Hasilnya, antara lain menunjukkan bahwa sekitar 58,8 persen publik bersikap prihatin terhadap peristiwa koleksi berharga di museum Sonobudoyo. Selanjutnya sekitar 70,3 persen responden menyatakan ketidakseriusan polisi dalam melakukan pengungkapan kasus yang sudah 2,5 tahun kasus tersebut belum terungkap.
Sekitar 41,5 persen responden berpendapat bahwa pihak yang seharusnya bertanggung jawab dalam kasus hilangnya koleksi emas masterpiece museum Sonobudoyo adalah kepala museum. Hasil survei tersebut menyimpulkan pemerintah/Pemda DIY maupun pihak kepolisian dinilai lambat dan kurang serius dalam mengungkap kasus pencurian.
Menanggapi hasil survei tersebut, Djohan membantah bila pihak kepolisian tidak serius dalam menangani kasus pencurian koleksi berharga di Museum Sonobudoyo. ''Prinsipnya kami serius dalam menangani kasus ini. Bahkan setiap tiga bulan sekali pengungkapan kasus pencurian koleksi Sonobudoyo selalu ditanyakan perkembangannya oleh Mabes Polri,'' tutur dia.
Rekomendasi dari survei persepsi masyarakat di DIY terhadap penanganan kasus pencurian di Museum Sonobudoyo antara lain: perlunya dibentuk tim investigasi secara independen mewakili stake holder terkait mengingat kasus pencurian koleksi emas masterpiece pada 11 Agustus 2011 lalu diindikasikan bukanlah kasus yang pertama kali terjadi; meminta kepala keseriusan pemerintah/Pemda DIY maupun pihak kepolisian untuk menuntaskan kasus tersebut sesuai dengan harapan masyarakat.