REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, menyampaikan bela sungkawa mendalam atas wafatnya mantan Menteri Agama Tarmizi Taher.
Almarhum yang dikenal juga berprofesi sebagai dokter tersebut dikenang sebagai sosok yang sportif dan konsekuen.
"Mungkin karena beliau dari militer, yang saya tahu beliau orangnya disiplin, sportif, dan konsekuen," ungkap Kiai Said di Jakarta, Selasa (12/2/2013).
Meski mengaku tidak mengenal secara dekat lantaran perbedaan usia yang lumayan jauh, Kiai Said memiliki kenangan khusus dengan mendiang Tarmizi Taher.
Dalam Musyawarah Nasional Nahdlatul Ulama tahun 1996 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang saat itu menjabat Ketua Umum PBNU dengan sengaja tidak mengundang elemen dari Pemerintah, termasuk Menteri Agama.
Tidak adanya undangan tersebut tak menyurutkan semangat Tarmizi Taher untuk tetap hadir ke Munas Nahdlatul Ulama. Bahkan dalam sambutan almarhum dengan tegas mengatakan NU adalah rumahnya, sehingga kedatangannya tidak wajib harus disertai undangan.
"Jadi Beliau tidak segan, tidak risih, meski tidak diundang tetap datang. Beliau mengatakan datang ke NU sama dengan pulang ke rumah sendiri," tegas Kiai Said.
Mantan Menteri Agama Tarmizi Taher wafat pada Selasa sekitar pukul 04.00 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusomo (RSCM) Jakarta, demikian siaran pers dari Kementerian Agama Jakarta.
Setelah sempat disemayamkan di rumah duka di Jalan Merbau No.1, Kompleks Angkatan Laut Pangkalan Jati, Jakarta Selatan, dan akan jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta, usai shalat zuhur.
Selama menjabat Menteri Agama, Tarmizi merintis pengembangan Siskohat (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) dan pembentukan Dana Abadi Umat (DAU). Almarhum pernah pula menjadi Duta Besar RI di Norwegia dan Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia.