REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU---Sejumlah warga Kota Pekanbaru, Riau, berharap agar petugas terkait melakukan pemantauan rutin terhadap jamu berbahaya asal Banyumas, Jawa Tengah yang beredar di sejumlah pasar tradisional di wilayah ini karena dapat mengganggu kesehatan.
"Kami mulai curiga belakangan ini beredar jamu tradisional yang berasal dari Banyumas diduga berbahaya untuk dikonsumsi," kata Ny Jamilah (40 tahun) warga Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru.
Dia mengatakan, jamu tersebut ditenggarai dapat menambah stamina tubuh bila usai diminum apalagi menjelang tidur.
Menurut dia, petugas yang berwenang diharapkan dapat menindak penjual jamu dalam kemasan itu agar tidak membahayakan warga sekitar, jika mengkonsumsinya.
Pendapat serupa juga disampaikan Ny Warsih (39) warga Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung Sekaki, dan Matronan Hutahean (38) penduduk Kelurahan Muara Fajar, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru yang dihubungi terpisah.
Pernyataan tersebut terkait, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Pekanbaru yang menyita sekitar 300 botol jamu dari sebuah gudang di Semeru, kawasan Gobah dan meminta pertanggungjawaban sejumlah pihak yang terlibat.
Bahkan jamu dengan tulisan "Akar Madu" yang diproduksi di Banyumas, Jawa Tengah itu termasuk dalam kategori berbahaya untuk kesehatan.
Bila jamu tersebut dikonsumsi maka dapat berpengaruh terhadap jaringan tubuh seperti kanker dan gangguan terhadap syarat manusia.
Kepala Seksi Penyidikan BPOM Pekanbaru, Adrian mengatakan, jamu yang disita dari sebuah gudang itu merupakan yang dilarang peredaran karena dianggap berbahaya terhadap kesehatan bila dikonsumsi manusia.
Adrian mengatakan, warga supaya berhati-hati untuk mengkonsumsi jamu yang tidak jelas produksi atau manfaatnya, karena dapat membahayakan kesehatan tubuh.
Menurut dia, pihaknya menanggapi serius adanya informasi dari warga yang menyebutkan ada sejumlah jamu lain yang dianggap membahayakan dijual pada pasar tradisional.
"Kami berupaya untuk memantau secara rutin peredaran jamu yang dicurigai itu dan melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian untuk mengusutnya," katanya.