Kamis 14 Feb 2013 12:09 WIB

SBY Nasihati HMI, 'Junior Harus Lebih Baik dari Senior'

Rep: esthi maharani/ Red: Damanhuri Zuhri
sby
Foto: antara
sby

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kantor Presiden Kamis (14/2). Dalam pertemuan tersebut, SBY memberikan sedikit nasehat kepada HMI. “Junior harus lebih baik dari senior-seniornya,” katanya.

Ada sejumlah tokoh nasional yang berkiprah di negeri ini berasal dari HMI. Antara lain Akbar Tanjung, mantan ketua DPR RI, HM Jusuf Kalla mantan Wakil Presiden RI dan ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang juga mantan ketua umum PB HMI.

SBY Tak hanya mengingatkan soal perlunya junior lebih baik dari tokoh-tokoh HMI yang sudah berkiprah terlebih dulu. Ia juga meminta agar pimpinan HMI ataupun anggotanya bisa menjaga perilaku politik.

Menurut SBY, di tengah reformasi dan demokrasi, perlu saling mengingatkan untuk menjaga idealisme. Karena ke depan akan banyak godaan dan perjalanan para pimpinan HMI masih panjang.

“Karena itu, saya hanya titip pesan, jaga idealisme, jaga perilaku politik yang baik, Insya Allah sehingga Allah akan memberikan jalan yang terbaik untuk masa depan yang baik pada adik-adik semua,” katanya.

SBY meminta kerja sama antara pemerintah dan HMI bisa terus terjalin. Keinginan HMI agar negara maju dan korupsi bisa dicegah, sama dengan keinginan pemerintah. Karena itu, tidak ada alasan keduanya tidak bisa bekerja sama. “Tidak ada alasan apapun ada jarak antara HMI dengan pemerintah dan negara,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, hadir sejumlah tokoh HMI yakni Ketua Umum HMI, Noer Fajriansyah, Sekjen Rijal Akbar Tanjung serta enam anggota HMI lainnya.

Hadir pula Menko Kesra, Agung Laksono; Menko Perekonomian, Hatta Rajasa; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh; Menteri Pemuda dan Olah Raga, Roy Suryo serta Mensesneg, Sudi Silalahi.

n

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement