Kamis 14 Feb 2013 21:49 WIB

Panwaslu: Jangan Libatkan Anak-Anak dalam Kampanye

Gedung Badan Pengawas Pemilu di Jakarta.
Gedung Badan Pengawas Pemilu di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kota Sukabumi mengingatkan kandidat kepala daerah agar tidak melibatkan anak-anak dalam kegiatan kampanye.

"Pengikutsertaan anak-anak dalam kampanye melanggar Undang-Undang Nomor 32/2004 Pasal 78 butir h tentang pelarangan kampanye berupa arak-arakan dan konvoi atau berjalan kaki," kata Ketua Panwaslu Kota Sukabumi Ending Muhidin di Sukabumi, Kamis.

Menurut dia, pelibatan anak-anak dalam kampanye merupakan jenis pelanggaran yang banyak ditemui dalam kampanye pasangan calon wali kota-wakil wali kota Sukabumi dan pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Barat.

Panwaslu sudah melaporkan temuan pelanggaran tersebut ke Komisi Pemilihan Umum Kota Sukabumi dan Polres Sukabumi Kota.

Secara terpisah, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Sukabumi Amalia Nur Milla menyebut pelibatan anak-anak dalam kampanye sebagai salah satu bentuk eksploitasi yang dikhawatirkan berdampak kepada keselamatan anak.

"Perlu ada tindakan tegas baik dari Panwaslu maupun kepolisian dan KPU," kata Amalia.

Menurut Amalia, pelibatan anak-anak di bawah usia 18 tahun melanggar UU Nomor 23/2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal 1 jo Pasal 15 ayat a UU itu menyebutkan bahwa setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari penyalahgunaan dalam kegiatan politik.

"Bahkan, di pasal lainnya, yakni Pasal 87, disebutkan bahwa setiap orang yang secara sah melawan hukum menyalahgunakan anak-anak dalam kegiatan politik dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan atau denda paling banyak Rp100 juta," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement