REPUBLIKA.CO.ID, KASHMIR -- Aksi pembunuhan anggota militer di Kashmir, Pakistan kembali terjadi. Militer India menembak mati tentara Pakistan yang sedang menyisir wilayah tersebut.
Juru Bicara Kemiliteran India mengatakan, militer tetangga memasuki wilayah tanpa izin.''Kami mendeteksi adanya gerakan mencurigakan di dekat Line of Control wilayah kami,'' kata Kolonel Rajesh Kalia, seperti dilansir Aljazirah, Jumat (15/2).
Kata dia, militer musuh sengaja memprovokasi pasukan dengan masuk ke LoC, di Sektor Ratta Khoi.Wilayah Kashmir adalah kawasan sengketa perbatasan bagi dua negara bertetangga ini. Aksi saling serang sempat terjadi saat Kamis (14/2) waktu setempat.
Militer Pakistan menuntut balas dan meminta penyerahan jenazah personil perbatasan itu.Rajesh yang juga Komandan Pasukan Wilayah Utara India ini mengatakan, senapan serbu AK-47 milik militer tewas juga disita. Senapan itu ditemukan di sebelah jenazahnya.
Serangan serupa juga terjadi di Sektor Nowshera dan Kotli. Aksi saling serang antara dua pasukan militer, bukan kali pertama terjadi di Kashmir. Ini adalah kejadian yang kesekian kalinya. Bulan lalu, peristowa serupa juga semakin menimbun dendam dan kemarahan dua negara yang tidak pernah akur.
Kashmir adalah wilayah perebutan selama lebih dari 60 tahun. Insiden bulan lalu, memaksa India meningkatkan personil militernya di perbatasan. Militer juga memberlakukan jam malam di wilayah Kashmir India, setelah militer menghukum mati seorang warga Kashmir.
Mohammed Afzal Guru dihukum gantung pekan lalu di Ibu Kota, New Delhi. Peradilan menuduh pria assal Kashmir itu terlibat dalam serangan mematikan pada 2001 silam. Tidak kurang dari 14 orang tewas setelah lima orang penyerang berupaya meledakkan Gedung Parlemen. Eksekusi mati di ibu kota, menyulut reaksi massa anti India di Kashmir.
BBC News mengatakan, warga dan para pendukung menilai peradilan terhadap Guru adalah tidak adil. Aksi anti India tersebut memicu kerusuhan dan menewaskan tiga demonstran. Militer juga menahan seratus sipil yang terlibat kerusuhan.
Sementara itu, militer Pakistan mengecam aksi pembunuhan terhadap tentaranya tersebut. Sejak Januari, tidak kurang dari tiga personil militer Pakistan tewas dalam insiden-insiden tapal batas. Militer Pakistan mengatakan, aksi pelanggaran tapal batas bukanlah sesuatu yang disengaja.