REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) diketahui tengah memperbaiki dua pangkalan peluncuran roket. Hal itu menimbulkan kekhawatiran Korut akan meluncurkan roket yang lebih besar.
Perkembangan yang cukup besar dibuat di Pangkalan Satelit Tonghae sejak Oktober 2012 lalu. Kegiatan di sekitar tempat peluncuran roket tersebut dilaporkan kemungkinan merupakan hasil dari bantuan Iran.
Pyongyang menggunakan tiga pangkalan roket untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa tahun lalu. Peluncuran yang dikecam PBB tersebut dilakukan di pangkalan Sohae. Namun, peluncuran lainnya yang dilakukan pada 2006 dan 2009 di pangkalan Tonghae tidak berhasil dilakukan.
Kegiatan di sekitar pangkalan tersebut merupakan hasil dari analisis dari 38 North, website dari Institut AS-Korea di Johns Hopkins School of Advanced International Studies. Mereka menggunakan citra satelit untuk mendapat gambaran kegiatan di pangkalan roket Korut.
Konstruksi landasan peluncuran terus dikerjakan. Gambar citra satelit menunjukkan Pyongyang kemungkinan dapat menguji roket tiga sampai empat kali ukuran Unha (roket yang diluncurkan pada Desember 2012) jika telah selesai dikerjakan. Kemungkinan, peluncuran bisa dilakukan pada 2016.
Fitur desain pangkalan tersebut mirip dengan kompleks peluncuran Semnan di Iran. "Kegiatan itu mungkin berhubungan dengan kegiatan modifikasi yang mendukung peluncuran roket Unha ke depan atau mungkin rudal berbahan bakar cair, " begitu pernyataan North 38 seperti dilansir BBC.
Sebagaimana diketahui, Korut melakukan uji nuklir kali ketiganya pada pekan lalu. Mereka mengklaim berhasil meledakkan perangkat lebih kecil tetapi lebih kuat dari tes sebelumnya.
Langkah tersebut mendapat kecaman keras dari PBB. Para pengamat khawatir Korut menyiapkan perangkat nuklir yang cukup kecil untuk dibawa dengan rudal jarak jauh.