Jumat 15 Feb 2013 19:55 WIB

Kritik KPU, Ketua PKNU Luncurkan Buku

Indonesian General Elections Commission (KPU) logo (illustration)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Indonesian General Elections Commission (KPU) logo (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Partai Nasional Ulama (PKNU) Choirul Anam meluncurkan buku yang menyinggung kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU). Fokus utama buku mengulas proses penyelenggaraan tahapan pemilu, terutama Pemilu 2014.

"Buku ini merupakan catatan kesaksian saat mengikuti drama verifikasi parpol peserta Pemilu 2014 yang diperankan KPU," kata Choirul dalam peluncuran dan bedah buku berjudul "Skandal Imam Bonjol" di kantor Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Jakarta, Jumat (15/2).
Choirul menjelaskan buku tersebut tidak dipersepsikan sebagai karangn ilmiah, namun data dan fakta dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk media cetak dan "online".
"Apa yang saya lihat, saya alami dan saya rasakan bersama kawan-kawan pimpinan parpol nonparlemen, saya catat dalam buku ini untuk diketahui publik atas apa yang sebenarnya sedang terjadi di negeri ini," katanya.
Dia mengaku menumpahkan kekecewaannya dalam buku tersebut terkait persoalan tahapan Pemilu 2014. "Peristiwa seperti ini seperti pada awal Orde Baru berkuasa dengan adanya penyederhanaan 10 parpol dalam Pemilu 1971 menjadi dua parpol dan satu Golkar yang pada saat itu tidak mau disebut parpol," katanya.
Dia menduga adanya skenario yang dijalankan KPU dengan parpol yang berada di parlemen. "Bedanya dengan zaman Pak Harto, sistemnya terang-terangan, kalau sekarang tidak. Ada hak-hak konstitusional partai nonparlemen yang dicabut, dari 34 parpol menjadi 10 parpol," katanya.
Dia menilai peraturan perundang-undangan dibuat sudah ideal dengan proses yang sangat demokratis, namun pelaksanaannya dilanggar. Choirul mengimbau kepada masyarakat untuk mencatat apa saja yang terjadi dalam rangkaian proses Pemilu 2014 agar ke depannya tidak terjadi lagi.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement