REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat diperkirakan akan menjadi ajang unjuk kekuatan. Yaitu antara kubu Anas Urbaningrum dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pengamat politik Hanta Yuda mengatakan, kedua kubu akan memperjuangkan kepentingan politik masing-masing. Meski pun agenda awal rapimnas untuk menguatkan konsolidasi DPC dan DPD seluruh Indonesia.
Menurutnya, kondisi internal partai yang semakin menghangat akan membuat perang urat saraf tak terhindarkan. Apalagi, menjelang rapimnas digelar, masing-masing pendukung kedua kubu telah mengisyaratkan gejolak politik dengan vulgar.
Misalnya ada kader yang menyatakan Anas lebih baik dinonaktifkan sebagai ketua umum partai. Sebaliknya, pendukung Anas di DPC dan DPD mempertanyakan wewenang Anas pada rapimnas tersebut.
"Mungkin wacana penggeseran Anas melalui kongres luar biasa (KLB) akan diusulkan pada rapimnas. Sangat mungkin terjadi," kata Hanta saat dihubungi Republika, Jumat (15/2).
Hanta mengatakan, langkah dan arah politik elite partai Demokrat sangat mudah dibaca. Para senior berikut pengikutnya di DPP bisa dipastikan sangat menginginkan Anas digeser.
Namun, kekuatan Anas di akar rumput menjadi halangan untuk merealisasikan keinginan mereka. Sedangkan KLB hanya bisa dilangsungkan apabila disetujui seluruh DPD dan DPC partai.
"Ujungnya hanya dua, Anas atau SBY yang kemudian melanjutkan eksistensi Demokrat. Makanya nanti kedua kubu akan habis-habisan," ungkapnya.