REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), Jumat (15/2), membebaskan dua polisi yang mereka tangkap bulan lalu. Tindakan itu dilakukan sebagai maksud baik menjelang negosiasi perdamaian mendatang dengan pemerintah.
FARC membebaskan kedua polisi tersebut, bahkan ketika para pemimpin kelompok bersenjata terbesar di Amerika Latin itu berjanji akan terus menangkap aparat keamanan sampai perdamaian tercapai.
Kedua polisi patroli itu, Cristian Camilo Yate dan Victor Gonzalez, diserahkan kepada Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di sebuah daerah pegunungan Kolombia selatan, tempat kelompok itu masih menahan seorang prajurit, sebagai 'tahanan perang.' Kedua polisi itu ditangkap pada 25 Januari.
FARC, yang dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa, berjanji membebaskan prajurit itu pada Sabtu (16/2). Tayangan televisi menunjukkan kedua polisi itu memeluk mantan Senator Piedad Cordoba setelah dibebaskan.
"Kami berterima kasih dan mengakui isyarat kemanusiaan ini yang secara pasti penting bagi perdamaian di negara ini," kata Cordoba, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu. Dia dilucuti keanggotaan senatnya karena dituduh memiliki hubungan dengan FARC dan terlibat dalam banyak pembebasan.