REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Puluhan rumah di sejumlah desa di Bojonegoro, Jawa Timur, mulai terendam air banjir luapan Bengawan Solo, Sabtu (16/2). Meski pun begitu, warga masih belum mengungsi karena merasa air yang merendam masih belum tinggi.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto, genangan itu terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Kalitidu dan Kota.
"Warga yang rumahnya mulai terendam air banjir baru sebatas mengamankan barang-barangnya," jelas dia.
Ia menambahkan, banjir luapan sungai terpanjang di Jawa itu juga mulai merendam tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Baureno seluas 435 hektare. Serta Kecamatan Kalitidu 54 hektare.
Para camat di daerah genangan banjir luapan Bengawan Solo pun sudah diinstruksikan untuk turun ke lapangan. Setidaknya, untuk mengetahui secara langsung dampak banjir.
"Camat juga diminta melaporkan data kondisi di wilayahnya secara rutin sebagai antisipasi penanganan warga yang terkena dampak banjir," tuturnya.
Data di BPBD setempat, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro masih terus merangkak naik. Pada pukul 19.00 WIB, ketinggiannya sudah mencapai 14,94 meter.
"Meski pun daerah Ngawi dan Solo Jateng banjir cenderung turun, tapi air Bengawan Solo di Bojonegoro masih akan terus naik," ujarnya