Ahad 17 Feb 2013 11:45 WIB

Ekspor Jam Tangan Swiss Capai 233 Triliun

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fernan Rahadi
Jam tangan Swiss (ilustrasi).
Foto: topwalls.net
Jam tangan Swiss (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Industri jam tangan Switzerland (Swiss) seolah mampu menahan timer mesin waktu agar tak ikut terseret dampak krisis ekonomi global yang melanda Eropa. Saya tak perlu membujuk anda untuk membeli jam tangan Swiss. Sebab, anda akan datang sendiri memiliki perhiasan cantik ini. Jam tangan Swiss sukses membangun kepercayaan masyarakat karena daya tahan dan keunggulannya dibanding merk apapun di dunia.

Swiss seakan memonopoli jam tangan publik di muka bumi ini. Sebagian orang melihat jam tangan Swiss laiknya alat investasi yang nilainya bisa meningkat dari waktu ke waktu. Mereka membelinya bukan sebagai pengingat waktu, melainkan simbol kegagahan pria dan kemegahan seorang wanita. Tak heran, jika dalam dua tahun terakhir, ekspor jam tangan Swiss terus bertumbuh hingga 32 persen mencapai 23,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp 233 triliun. Ini sebuah angka yang fantastis untuk negara yang dilingkari negara-negara krisis di Benua Eropa.

Meski angka permintaan dari pasar utama mereka, yaitu Cina, Amerika, dan Singapura menurun, namun permintaan sejumlah negara Arab dan Eropa menunjukkan lonjakan tinggi. Dalam imajinasi populer, jam tangan Swiss dibuat oleh pengrajin kecil di Lembah Alpine. Padahal, industri ini didominasi oleh perusahaan yang pertumbuhannya stabil, seperti Breguet, Blancpain, dan Omega.

Grup Swiss-watch (Swatch) misalnya, penjualan jam tangannya melonjak 15,6 persen sepanjang 2012 dan menyumbang sepertiga dari penjualan jam tangan Swiss di dunia. Dominasi Swatch menanjak kian tinggi mencetak keuntungannya sendiri. Banyak merk besar di luar negeri yang bergantung pada Swatch. Contohnya saja LVMH yang merupakan pemilik Bulgari, Hublot, dan TAG Heuer. Berikutnya Richemont yang merupakan pemilik IWC, Piaget, dan Vacheron Constantin. Mereka membeli komponen jam tangan mereka dari Swatch.

Swatch menjadi produsen jam tangan sejak 1980. Perusahaan ini awalnya hanya berasal dari merger dua perusahaan jam yang hampir bangkrut. Kini, Swatch menjelma menjadi salah satu pemain utama industri jam tangan Swiss di dunia.

Tapi, Swatch sekarang ini sedikit bertingkah menjengkelkan. Mereka menyuplai komponen-komponen pembuat jam tangan mereka dengan harga relatif murah ke luar negeri. Sehingga, jam tangan merk Swatch bisa lebih banyak diproduksi di luar negara asalnya yang pada akhirnya meningkatkan angka penjualan mereka.  Biaya produksi komponen jam mereka menjadi lebih murah dan akhirnya mengacaukan harga merk jam tangan lokal lain di pasar Swiss sendiri.

Tahun ini, Swatch berencana kembali memberikan diskon penjualan komponen pembuat jam tangannya. Ini jelas bertentangan dengan prinsip konvensional yang dipertahankan industri jam tangan Swiss dari masa ke masa. "Semua orang kini bisa begitu mudahnya membeli komponen jam Swiss dan memproduksi jam tangan dengan label Swiss-made," kata Juru Bicara Komisi Persaingan Usaha Swiss, dikutip dari The Economist, Ahad (17/2).

Komisi Persaingan Usaha Swiss mengumumkan harga jam tangan Swiss akan kembali naik tahun ini. Mereka bersepakat menahan rencana pemotongan harga penjualan komponen jam tangan Swiss seperti yang rata-rata dilakukan perusahaan produsen pada 2012 lalu. Pemerintah Swiss akan memperketat defisini 'Swiss-made' dalam hak paten dan hak cipta.

Perusahaan jam tangan manapun di dunia tak bisa mengklaim produk jam tangan mereka dengan 'Swiss-made' apabila minimal 60 persen komponen jam tangannya tidak berasal dari Swiss. Standar itu dinaikkan dari level 50 persen tahun lalu. Jadi, anda harus bersiap, harga jam tangan Swiss akan kembali naik tahun ini. Bagi anda yang sudah memiliki beberapa mode jam 'Swiss-made,' mungkin ini saatnya anda meningkatkan nilai investasi anda melalui penjualan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement