Ahad 17 Feb 2013 20:28 WIB

Gara-gara Es Krim PM Israel Jadi Bahan Olokan

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Citra Listya Rini
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Foto: Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menjadi bahan olokan lawan politiknya karena diketahui meminta anggaran khusus untk es krim favoritnya dari ABN Israel. 

Ketua Partai Buruh Israel, Shelly Yachimovich mengatakan hal tersebut adalah ironis.''Jika tidak ada roti, kita akan biarkan dia memamahbiak dengan es krimnya,'' kata Shelly seperti dilansir laman bisnis Globes Israel's Bussines Arena, Ahad (17/2). 

Shelly mengatakan Netanyahu telah menciptakan ketimpangan sosial yang nyata. ''Haruskah kita menangis atau tertawa,'' dia menambahkan. 

Menurut Shelly, anggaran es krim tersebut bertentangan dengan pernyataan perdana menteri dalam konfrontasinya dengan Palestina. Ia menganggap Netanyahu seakan tidak berperikemanusiaan saat dia berujar kepada rakyat Palestina ''tidak ada makanan yang gratis''.

Sebagaimana diketahui, anggaran khusus untuk kesenangan Netanyahu menikmati es krim terbongkar oleh media Israel. Ynetnews melansir Netanyahu mendadak mengubah APBN lantaran belum dimasukkannya klausul belanja es krim. 

Dalam anggaran tersebut tercatat, Netanyahu meminta disediakan es krim rasa vanila di kediamanan pribadinya. Olokan bukan saja terjadi di dalam negeri. Media internasional juga meletakkan berita tersebut sebagai bahan cemoohan. 

Guardian menuliskan Netanyahu bagai seorang hamil dan sedang mengidam. Media kenamaan di Inggris itu menambahkan kebiasaan makan es krim tersebut akan menciptkan badai politik di negara ilegal itu.

Di Amerika Serikat (AS) laman Huffington Post mengatakan alokasi anggaran untuk es krim tersebut akan memberi jalan batu bagi politik di Israel. Dikatakan, lawan politik Netanyahu akan menyasar penggunaan alokasi khusus lainnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement